Penghormatan untuk Ida Bagus Blangsinga, Denyut Berkeseniannya Terus Berdetak
Tepat 10 hari lalu, Bali berduka kehilangan seorang maestro Tari Kebyar Duduk. Ida Bagus Blangsinga melepas senyum terakhirnya di usia 87 tahun.

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Tubuhnya yang bergerak lincah di natah (halaman) rumah saat mengajar anak-anak muda menari, mungkin hanya tinggal bayang-bayang.
Tawa lepas bersahajanya, akan terus terkenang oleh sanak saudara dan sahabat.
Namun denyut berkesenian Ida Bagus Blangsinga, tetap mengalir, hidup, dan berdetak di benak anak-anak didiknya.
Tepat 10 hari lalu, Bali berduka kehilangan seorang maestro Tari Kebyar Duduk.
Ida Bagus Blangsinga melepas senyum terakhirnya di usia 87 tahun.
Gerimis tipis yang sesekali menderas, mengantar kepulangannya menuju ke nun yang sunyi.
Sebagian besar dari hidupnya selama ini diabdikan untuk menanam benih dan merawat keberadaan tari klasik.
Penari asal Banjar Blangsinga, Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar, Bali ini tercatat sebagai satu di antara seniman besar Bali yang hingga memasuki usia senjanya masih bisa terus mengolah daya kreatifnya.
Sang seniman telah mengawali perjalanan panjang keseniannya sejak masa kolonial Belanda.
Saat itu pulalah terjadi momen berharga, pertemuannya dengan pencipta Tari Kebyar Duduk, I Ketut Mario.
-
Kisah Ajik Krisna Rintis Usahanya, Pernah Jadi Tukang Cuci Mobil Hingga Kolektor Mobil Mewah Ini
-
Royal Wedding Putra Ajik Krisna, Dihadiri Putra Jokowi Hingga Dekorasi Bak Singgasana Kerajaan Bali
-
Kisah Ketut Murjana Petani Arak di Karangasem, Pernah Jatuh dari Pohon Kelapa & Koma Sebulan
-
Pilih Pindah Kewarganegaraan dari Australia Jadi Indonesia, Jian Mason Beberkan Alasannya Ini
-
Kakanwil Kemenkumham Bali Bantah Pemerasan Rp 15 Juta Terhadap WNA Pakistan