Ternyata Sudah Banyak Korban Tersetrum saat Minum Air di Lapangan Puputan

Suriadi menyebutkan, keran yang mengandung setrum yang menewaskan Rendi itu sudah sempat dilaporkan ke petugas PDAM Kota Denpasar

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali / I Wayan Erwin Widyaswara
Seorang warga mengambil foto AMO, yang merenggut nyawa Rendi Rizaldi pada Kamis (13/4) lalu. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Korban tersetrum listrik di keran air siap minum  PDAM di Lapangan Puputan Badung, Denpasar, Bali ternyata bukan hanya Rendi Rizaldi (13) yang tewas pada Kamis (13/4/2017) lalu.

Selain Rendi, setidaknya ada dua lagi korban tersetrum listrik di keran air siap minum yang biasa disingkat AMO (Air Minum Otomatis) itu.
Mereka adalah Bagus Putu Suriadi dan Ida Bagus Ngurah Agung Lanang Sudiksa.

Putu Suriadi adalah pedagang yang sehari-hari berjualan bersama istrinya di Lapangan Puputan Badung.

Baca: Awas! Ada Kabel Berasap saat Kena Air di Lapangan Puputan

Baca: Takut Warga Trauma, Seluruh Air Minum Otomatis Denpasar Distop, Dirut PDAM Pusing

Baca: Calon Atlet Taekwondo Itu Telah Berpulang, Jangan Ada Korban Lagi setelah Rendi

Sedangkan Lanang Sudiksa adalah seorang siswa SD.

Putu Suriadi dan Lanang Sudiksa masih beruntung, karena tak sampai fatal saat tersengat listrik di keran air siap minum itu.

Menurut Kepala Unit (Kanit) Reskrim Polsek Denpasar Barat, Inspektur Satu (Iptu) Aan Saputra, Lanang Sudiksa kena setrum saat memegang tombol keran.

Suriadi menyebutkan, keran yang mengandung setrum yang menewaskan Rendi itu sudah sempat dilaporkan ke petugas PDAM Kota Denpasar, dan kemudian dilakukan perbaikan.

Namun, masalah ternyata masih ada, dan Rendi pun jadi korban yang paling fatal.

 "Saya sempat kena setrum juga sekitar dua minggu lalu. Sampai terpental badan saya. Sepertinya daya listriknya tinggi. Untung saya masih selamat. Sebelum saya juga banyak yang kena setrum. Setelah saya kena, kan masih ada yang kena setrum lagi. Barulah kemudian dilaporkan ke PDAM Denpasar. Waktu itu sepertinya sudah sempat diperbaiki petugas. Tapi mungkin sekadarnya saja. Buktinya masih nyetrum,” ungkap Putu Suriadi, warga Sanur Kaja Denpasar, kepada Tribun Bali  pada Jumat (14/4/2017) sore di Lapangan Puputan Badung, saat ia dan istrinya berjualan.

Suriadi mengaku rutin menyempatkan berolahraga di Lapangan Puputan Badung di sela-sela mendampingi istrinya berjualan di sekitar lokasi AMO milik PDAM Denpasar yang ada di sisi selatan Lapangan Puputan Badung.

"Saya kan punya penyakit rematik, jadi saya sering olahraga di sini agar sehat, serta sering minum air di tempat itu. Tapi sejak kena setrum sekitar dua minggu lalu, saya tidak berani lagi minum di situ," jelas Suriadi.

Suriadi mengungkapkan, saat dia dan seorang rekannya melaporkan error-nya keran air minum itu karena mengandung setrum, beberapa waktu kemudian sejumlah pegawai berpakaian biru (seragam karyawan PDAM) langsung turun ke lokasi. Mereka memperbaiki kabel yang waktu itu diduga putus.

"Sudah sempat dilaporkan ke petugas PDAM, dan juga sudah diperbaiki bagian-bagian di dalam keran air siap minum yang berbentuk kotak itu. Tapi kelihatannya cuma diplester saja, karena kabelnya waktu itu lepas," tutur Suriadi yang mengaku sudah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian yang mendalami kasus tewasnya Rendi.

"Saya sempat ditanya dan diinterogasi oleh polisi. Sudah saya jelaskan semua  bahwa ini sudah rusak sejak beberapa minggu sebelumnya," ungkap Suriadi.

Suriadi pun waktu itu jadi tahu bahwa ternyata aliran listrik yang dipasang di keran air siap minum itu langsung dari tiang listrik, tidak menggunakan sekering  yang bisa jadi pengaman.

Kalau ada sekeringnya, ucap dia, listrik secara otomatis akan padam ketika instalasi itu kena masalah.

"Itu yang saya keluhkan, kok listrik langsung dari tiang yang dialirkan ke keran air siap minum," keluh Suriadi.

Hal itu pun dibenarkan oleh istri Suriadi yang setiap hari berjualan tak jauh dari lokasi keran tempat Rendi tersetrum.

Dia mengungkapkan, sejumlah pengunjung yang berolahraga di Lapangan Puputan Badung mengeluhkan tempat air minum yang mengeluarkan sengatan listrik.

"Aduh kok nyetrum, kok nyetrum airnya. Begitu mereka biasanya bilang saat baru tersengat listrik. Saya kan sering berada di sini. Banyak yang sudah tersetrum, saya sampai tidak hafal berapa jumlahnya. Sering warga tersengat,” ungkap istri Suriadi. (*)

Info ter-UPDATE tentang BALI, dapat Anda pantau melalui:
Like fanpage >>> https://www.facebook.com/tribunbali
Follow >>> https://twitter.com/Tribun_Bali
Follow >>> https://www.instagram.com/tribunbali
Subscribe >>> https://www.youtube.com/Tribun Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved