TEGANG! Adu Mulut Yusril Ihza Mahendra dan Najwa Shihab, 'Anda Bukan Penyidik'
Anda ini bukan penyidik, itu hak dia nggak jawab, kalau ada polisi nanya itu boleh, tapi kan anda wartawan, bukan penyidik
TRIBUN-BALI.COM- Yusril Ihza Mahendra terekam adu mulut dengan Najwa Shihab saat di acara Mata Najwa.
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Youtube Najwa Shihab dengan judul "Melarang Ormas Terlarang Part 6 - Kontroversi Dakwah HTI." yang diunggah pada Rabu (9/5/2018).
Dalam forum Najwa Shihab, Juru Bicara HTI Ismail Yusanto memberikan alasan terhadap upayanya untuk selalu mengawal pengakuan organisasinya di Indonesia.
Baca: MERINDING! Roy Kiyoshi Ditantang Pria yang Telah Jalani Hubungan Intim dengan Mahkluk Gaib
Baca: Usai Habisi 5 Polisi Secara Mengerikan, Napi Teroris Menyerah dengan Raut Muka Tersenyum
Baca: Geli, Mbah Mijan Ungkap Wujud Ini yang Berada di Perut Lucinta Luna
Pada forum itu, pada menit 4:41 Najwa Shihab menanyakan soal sumber dana HTi.
"Pak Ismail, tadi anda tidak mau menjawab berapa jumlah anggota, kalau saya tanya berapa sumber dana yang dikelola oleh HTI?" tanya Najwa Shihab.
Mendengar pertanyaan itu, Ismail Yusanto lantas memberikan jawaban bahwa hal itu merupakan urusan dapur organisasi.
Karena tidak mendapatkan jawaban, Najwa langsung memberikan pertanyaan lanjutan.
"Saya tanayakan itu karena HTI bisa mengadakan Mukthamar di GBK tiga tahun berutut-turut, sama seperti di daerah, itu dananya dari mana pak Ismail?"
Sontak Ismail Yusanto memberikan sebuah fakta.
"Mbak Nana boleh tanya langsung atau cek, orang-orang yang datang di GBK itu, mereka beli tiket dari panitia, ada seharga 50 ribu, 100 ribu ada 1 juta, dana itu dikumpulkan untuk ongkos acara itu," ujar Ismail Yusanto.
Baca: Mahfud MD: Ibarat Menu Masakan, Kita Sudah Nyantap Nilai-nilai Pancasila Sejak Awal Kemerdekaan
Baca: Roy Kiyoshi Bikin Merinding, Kupas Rumah Tangga Dewi Persik dan Angga, Ada Darah dan Air Mata
Saat ditanya berapa Miliar, Ismail Yusanto mengaku lupa dengan nominal tersebut.
"Saya lupa, yang jelas acara tersebut didanai sendiri dengan mekanisme beli tiket, ujar Ismail Yusanto.
Mendegar Najwa Shihab yang kerap mencerca pertanyaan, Yusril Ihza Mahendra mengaku keberatan.
"Kalau pak Ismail Yusanto tidak mau menjawab, itu hak dia, nggak menjawab, anda ini interviewer, anda ini bukan penyidik, itu hak dia nggak jawab, kalau ada polisi nanya itu boleh, tapi kan anda wartawan, bukan penyidik, di pengadilan aja terdakwa boleh kok tidak menjawab, anda ini wartawan kok memaksa" ujar Yusril.
Mendapat kritikan seperti itu, Najwa Shihab lantas mengaku tidak mendesak.
"Saya nggak memaksa, kalau nggak mau jawab ya nggak papa," ujar perempuan yang kerap disapa Nana itu.
Kemudian, Yusril memberikan pertanyaan balik kepada Najwa Shihab.
Baca: 4 Napi Kabur dari Lapas Nusa Kambangan yang Punya Keamanan Tingkat Tinggi, 1 Orang Diduga Kebal
Baca: Mako Brimob Kelapa Dua Kembali Diserang, Intel Gugur Disabet Pisau Beracun
"Dia sudah tidak mau menjawab kok didesak-desak terus, kalau saya tanya balik acara ini yang bikin siapa, dananya darimana, berapa biayanya, darimana TV ini dapat uangnya," tanya Yusril dengan nada meninggi.
Setelah itu, Najwa Shihab lantas memberitahu bahwa tujuan dari pertanyaan itu untuk mengetahui soal HTI bisa transparan.
Mendengar perdebatan tersebut, penonton riuh ramai dan bertepuk tangan.
Diketahui, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kemenkumham sebelumnya mencabut status badan hukum ormas HTI.
Pencabutan dilakukan sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 yang mengubah UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan.
Pemerintah memilih menerbitkan Perppu Nomor 2 Tahun 2017 yang mengubah UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Ormas.
Perppu ini dibuat setelah pemerintah mengumumkan upaya pembubaran ormas HTI yang dianggap anti-Pancasila.
Setelah itu, HTI mendaftarakan gugatannya pada tanggal 13 Oktober 2017 dengan gugatan bernomor 211/G/2017/PTUN.JKT
Kini, gugatan tersebut ditolak oleh PTUN.
Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-30.AH.01.08 Tahun 2017 tentang Pencabutan Status Badan Hukum HTI dinyatakan tetap berlaku.
"Menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya," kata Ketua Majelis Hakim Tri Cahya Indra Permana membacakan putusannya di PTUN, Jakarta Timur, Senin (7/5/2018) yang dilansir dari Kompas.com.
Lantaran keputusan tersebut, HTI akan mengajukan banding.
"Banding," kata mantan Juru Bicara HTI Ismail Yusanto usai sidang putusan di PTUN, Jakarta Timur, Senin (7/5/2018). (TribunWow.com/Woro Seto)
Baca: Ternyata Begini Detik-detik Pembebasan Sandera Anggota Polisi yang Ditawan Napi Teroris
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Adu Mulut dengan Najwa Shihab karena Mendesak Jawaban soal HTI, Yusril Ihza: Kamu Bukan Penyidik
Hotman Paris dan Najwa Shihab Terlibat Ketegangan Terkait Novel Baswedan, ‘Jangan Cari Popularitas’
Ternyata, sebelumnya, Najwa Shihab juga pernah bersitegang dengan Hotman Paris Hutapea di media sosial, hingga menjadi pembicaraan.
Bermulai dari unggahan Najwa.
Kemudian dikomentari pengacara Hotman.
Komentar Hotman yang bernada peringatan kepada senior news anchor itu kemudian menjadi pro dan kontra.
Bermula dari unggahan Najwa Shihab di akun Instagram @najwashihab mengenai puisinya yang berkaitan dengan pengusutan kasus penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan yang hingga kini belum juga selesai.
"Novel Baswedan adalah aparat negara, matanya adalah mata Indonesia
Jika negara gagal melindungi aparatnya, bagaimana negara bisa mengurusi kawula.
Mata itu sedang sakit dan melepuh, daya pandangnya terancam merapuh.
Retina bisa saja dibikin ringkih, namun optimisme tak boleh menyisih.
Tekad yang berapi dan hati penuh nyali, menjadi pandu menembus gelap korupsi.
Publik jangan dianggap sebelah mata, kemarahan adalah energi tak terkira.
Jika hanya marah yang kami punya, kami akan marah demi negeri tercinta.
Kami adalah jutaan mata yang selalu nyalang, kepal tangan yang tak akan mudah tumbang - Catatan Najwa".
Unggahan Najwa lantas dikomentari Hotman dalam bentuk video.
Dirinya mengatakan, "Kepada para pesohor, atau selebgram hati-hati dalam membuat pernyataan. Jangan tendensius yang bisa menkredisitkan negara dan aparatnya.
Misalnya kalau seseorang lagi mengendarai di jalan tol, tiba-tiba dengan sengaja ditabrak oleh orang jahat, apakah negara bisa dituduh sebagai yang kurang pengamanan? Kan korban itu kan bukan pejabat yang harus dikawal.
Memang aparat negara yang berwenang wajib untuk segera menyidik, tapi tidak boleh dengan tabrakan tersebut negara lantas disalahkan. Hati-hati, tidak bagus di hadapan ratusan juta orang lantas menyalahkan negara.
Jangan mencari popularitas dengan begitu seolah-olah pejuang". (*)