Mantan Teroris Ungkap Pesan Terselubung Aksi Bom Bunuh Diri di Jawa Timur

Rupanya aksi teroris yang melibatkan anak-anak dan wanita sudah jamak terjadi di Irak, Pakistan, Iran, Suriah dan negara lainnya

TRIBUNJATIM.COM/NUR IKA ANISA
Sejumlah petugas kepolisian mengamankan kawasan Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Jaya Utara usai adanya ledakan bom pada Minggu (13/5/2018) pagi 

TRIBUN-BALI.COM -  Rentetan aksi bom bunuh diri dua hari secara berturut-turut (13 & 14 Mei 2018) mengguncang Jawa Timur.

Tanggal 13 Mei Bom bunuh diri terjadi di tiga gereja di Surabaya minggu pagi.

Malamnya ada bom lagi meledak di sebuah rusun di Sidoarjo.

Lalu tadi pagi Senin (14/5/2018) bom meledak di Mapolrestabes Surabaya.

Dari semua kejadian itu dapat ditarik satu kesimpulan, terlibatnya anak-anak di bawah umur dalam aksi bom bunuh diri tersebut.

Apa yang sebenarnya yang terjadi?

Rupanya aksi teroris yang melibatkan anak-anak dan wanita sudah jamak terjadi di Irak, Pakistan, Iran, Suriah dan negara lainnya yang adanya konflik dalam negeri.

Sedangkan di Indonesia modus seperti ini baru dipraktekan dalam aksi bom bunuh diri baru-baru ini.

Hal itu diungkapkan oleh seorang mantan teroris, Sofyan Tsauri.

()

Sofyan Tsauri

Sofyan juga mengatakan bahwa dengan penggunaan anak-anak jaringan teroris ingin menyampaikan pesan terselubung kepada masyarakat.

"Pesannya jelas, wanita saja bisa. Ini provokasi, agar para pria bisa lebih giat lakukan perlawanan pada pemerintah atau target," ujar Sofyan seperti dilansir dari Tribun Video.

Sofyan juga menambahkan bahwa keluarga yang melakukan aksi bom bunuh diri ini merupakan korban ideologi dan pemahaman yang salah.

Para pelaku menganggap apa yang mereka lakukan adalah Jihad.

Oleh sebab itu lanjut Sofyan, pemerintah harusnya mempriotaskan pada pengubahan ideologi dan mindset.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved