Gunung Agung Terkini
Gunung Agung Erupsi Siang Ini, Warga Suwat Gianyar Merasakan Hujan Abu
Ini yang membuat warga kemudian bersimpulan abu tersebut berasal dari Gunung Agung yang diterpa angin menuju arah barat.
Penulis: I Putu Darmendra | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - "We hujan abu nok, hujan abu," begitu kata Ketut Lingga Putra memberitahu teman-temannya saat mengikuti upacara ngaben di Setra Desa Pakraman Suwat, Gianyar, Bali, Jumat (6/7/2018) sekitar pukul 14.30 WITA.
Warga yang awalnya tidak sadar kemudian menengadahkan kepala melihat ke atas.
Mereka pun mulai ramai.
Yang duduk lalu berdiri bergeser mencari tempat yang teduh.
Sementara yang sedang makan usai mengarak bade dan lembu segera menutup kotak makanannya.
Ketut Lingga sempat mengira abu tersebut berasal dari pembakaran bade dan lembu.
Namun setelah dilihat ke arah pamunan (tempat pembakaran), nyatanya prosesi pembakaran belum dilangsungkan.
Ini yang membuat warga kemudian bersimpulan abu tersebut berasal dari Gunung Agung yang diterpa angin menuju arah barat.
"Saya sempat bertanya-tanya, saya pikir abu berasal dari pembakaran bade dan lembu. Kami coba lihat ternyata belum dibakar. Jadi mungkin dari Gunung Agung," ucapnya.
Dari laporan PVMBG terakhir yakni pukul 12.49 WITA diketahui memang telah terjadi erupsi di Gunung Agung.
Namun demikian, tinggi kolom abu tidak teramati.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 1 menit 30 detik.
Hingga saat ini Gunung Agung berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi:
(1) Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawanagar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.
(2) Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. (*)