Desa di Palu ini Diterjang Tsunami Setinggi 11,3 Meter, Korban Meninggal Dunia 2.045 Jiwa
Ketinggian tsunami yang terjadi di sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah bervariasi
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA- Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ketinggian tsunami yang terjadi di sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah bervariasi.
Titik tertinggi tsunami tercatat 11,3 meter, terjadi di Desa Tondo, Palu Timur, Kota Palu.
Sedangkan titik terendah tsunami tercatat 2,2 meter, terjadi di Desa Mapaga, Kabupaten Donggala.
Baca: BREAKING NEWS: Gempa Bumi 6,4 SR Guncang Situbondo, Guncangan Terasa Hingga Denpasar
Baik di titik tertinggi maupun titik terendah, tsunami menerjang pantai, menghantam permukiman, hingga gedung-gedung dan fasilitas umum.
Akibat tsunami, gedung-gedung tersapu, permukiman luluh lantak, berbagai fasilitas umum hancur.
"Dengan kekuatan cukup besar, Tsunami datang dari sekitar Teluk Palu, menerjang pantai dan menghantam permukiman juga bangunan-bangunan lainnya," kata Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (10/10/2018).
Baca: Begini Awal Kisah Angel Karamoy Kepincut Duda Jose Poernomo, Beda Usia 20 Tahun
Sutopo mengatakan, wajar jika Kota Palu terdampak bencana paling parah lantaran tsunami di kota tersebut mencapai puncak tertingginya.
Tercatat, korban tewas paling banyak berada di Kota Palu.
Namun demikian, selain ketinggian tsunami, kerusakan yang ditimbulkan akibat terjangan gelombang air laut tersebut juga dipengaruhi oleh topografi daerah.
"Tsunami sampai ke daratan itu berbeda-beda, tergantung dari topografi daerah. Itulah yang mengakibatkan ada daerah yang sangat parah, ada yang tidak," ujar Sutopo.
Selain korban meninggal, gempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, Jumat (8/10/2018), juga mengakibatkan 671 orang hilang dan 10.679 orang luka berat.
Korban Meninggal Dunia Capai 2.045 Jiwa
Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah, per 10 Oktober 2018 pukul 13.00 WIB, meningkat menjadi 2045 orang.
Jumlah tersebut terdiri dari 1.636 orang dari Kota Palu, 171 orang dari Donggala, Sigi 222 orang, Parigi Moutong 15 orang, dan Pasang Kayu Sulawesi Barat 1 orang.
"Awalnya, kami menduga Donggala yang paling parah karena pusat gempa ada di sana. Tapi, ternyata yang paling parah Kota Palu, dan itu akibat tsunami," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (10/10/2018).