Gubernur Bali Tak Ingin Bandara di Buleleng Seperti Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ini Alasannya
konsep pembangunan bandara di Kubutambahan Buleleng harus lebih bagus dari Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Rizki Laelani
Gubernur Bali Tak Ingin Bandara Buleleng Seperti Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ini Alasannya
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gubernur Bali, I Wayan Koster meminta kepada Menteri Perhubungan (Menhub) RI, Budi Karya Sumadi agar konsep pembangunan bandara di Kubutambahan Buleleng lebih bagus dari Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Harapan Koster, bandara baru tersebut dapat menjadi ikon bagi Indonesia dengan identitas kearifan lokal.
"Jadi tidak hanya tempel-tempel lukisan kecil kayak begitu. Tapi betul-betul dia menjadi ikon bangsa dengan tampilan budaya yang kuat (dan) berkarakter," kata Gubernur Koster saat acara penandatanganan MoU antara Pemprov Bali dengan kabupaten/kota se-Bali terkait dengan program JKN-KBS di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Senin (31/12/2018).
Dirinya menilai bahwa jika ditinjau dari segi luas lahan, bandara Buleleng jauh lebih luas dibandingkan dengan Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Oleh karena itu, bandara Buleleng nantinya lebih bisa untuk dikembangkan dan dibuat lebih bagus guna peruntukkan jangka panjang.
"Jadi kita sepakat seperti itu kepada Pak Menteri (Budi Karya Sumadi). Jadi supaya ini betul-betul lebih bagus," imbuh Koster lagi.
Keberadaan Bandara I Gusti Ngurah Rai saat ini, dijelaskan Gubernur Koster, luas lahannya kurang dari 300 ha.
Sementara luas lahan peruntukkan bandara di Buleleng luas lahan yang tersedia sudah sebanyak 420 ha sehingga nantinya lebih leluasa untuk dikembangkan.
Proses perkembangan pembangunan bandara di Buleleng ini sudah sangat bagus.
"Kami sudah semaksimal mungkin mengambil langkah-langkah. Astungkara berjalan dengan baik," harapnya.
Sebelumnya pada Minggu (30/12/2018) Gubernur Koster meninjau lokasi pembangunan bandara di Buleleng bersama dengan Menhub RI Budi Karya Sumadi.
Usai peninjauan lokasi, Gubernur Koster bersama Menhub Budi Karya Sumadi serta Bupati Buleleng I Putu Agus Suradnyana langsung melaksanakan rapat di kediaman dinas Bupati Buleleng.
Rapat yang dipimpin langsung oleh Menhub Budi Karya Sumadi itu menghasilkan penentuan time table pelaksanan pembangunan bandara tersebut.
Pada 2019 akan dikeluarkan mengenai penentuan lokasi (panlok) yang juga diikuti dengan berbagai tahapan berikutnya sehingga pada 2020 sudah mulai pembangunan secara fisik.
Diharapkan pembangunan badara ini secara pada 2024 dan bisa dioperasikan pada 2025.
Skema dalam pembangunan bandara inu yakni antara pemerintah dengan bandan usaha yang di dalamnya ada perusahaan daerah provinsi yang akan turut serta untuk mewakili berbagai pihak. (*)