Begini Infrastruktur di Laboan Bajo, Siswi dan Guru Harus Rela Basah-basahan Saat KBM
Siswi di SMK ini Harus Mau Digendong Siswa dan Guru Lelaki saat Akan Masuk Kelas. Mereka butuh pengerobanan lebih untuk sampai di kelas
Begini Infrastruktur di Laboan Bajo, Siswi dan Guru Harus Rela Basah-basahan Saat KBM. Siswi di SMK ini Harus Mau Digendong Siswa dan Guru Lelaki saat Akan Masuk Kelas. Mereka butuh pengerobanan lebih untuk sampai di kelas dan duduk bersama sambil mendengarkan atau diskusi berama guru mengulas pelajaran.
TRIBUN-BALI.COM, LABUAN BAJO - Siswa-siswi serta tenaga pengajar di di SMK Swasta Bina Mandiri Nggorang, Labuan Bajo masih belum beruntung dalam mengenyam pendidikan maksimal.
Mereka butuh pengerobanan lebih untuk sampai di kelas dan duduk bersama sambil mendengarkan atau diskusi berama guru mengulas pelajaran.
Sebelum masuk kelas, para siswi di sekolah harus dipangku teman-teman siswa dibantu para guru laki-laki saat berangkat atau pulang dari sekolahnya.
Keadaan itu mereka alami setiap kali musim penghujan tiba. Siswa-siswi di SMK Swasta Bina Mandiri Nggorang, Labuan Bajo, benar-benar harus ekstra berjuang untuk mendapat pendidikan layak.
Baca: Bangun Sudah Tak Berbusana, Siswi SMA Ini Hanya Ingat Diberi Minum Penjaga Sekolah, Korban Bungkam
Baca: Suara Perempuan Terekam Gara-gara Ngejerit Dia Loncat Beneran, Pria Bunuh Diri itu Tak Tertolong
Dari jalan umum menuju sekolah itu, melewati satu aliran kali yang sering banjir saat musim hujan seperti saat ini.
"Selama ini sering banjir makanya teman-teman kami yang perempuan kadangkala harus digendong saat melewati kali itu," kata siswa sekolah itu, Densi Darius Adi Putra ditemui di ruas jalan menuju sekolah itu, Sabtu (23/2/2019) bersama beberapa teman sekolahnya, yakni Yohanes Purnama dan Paulinus Riki Rinaldi.
"Kami murid laki-laki juga sering berbaris membentuk pagar di dalam kali saat banjir agar teman-teman perempuan lewat tanpa rasa takut," tambahanya.
Mereka menuturkan, saat musim hujan seperti saat ini seringkali siswa-siswi dan para guru rela menjalankan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam keadaan pakaian basah.
"Biar pakaian kami basah, kami tetap mau sekolah demi masa depan kami," kata Darius.
Para siswa itu menuturkan, bila arus banjir sangat kuat maka mereka menunggu sampai banjir berkurang baru bisa ke sekolah.
"Kadang-kadang sampai jam 09.00 Wita pagi baru kami sampai di sekolah karena menunggu banjir berkurang," tutur Darius.
Kondisi itu dibenarkan oleh Kepala Sekolah SMK Swasta Bina Mandiri, Arnoldus Son, S.Pd, saat ditemui di kantor sekolah itu Sabtu siang.
"Kalau musim hujan seperti sekarang, kali itu sering banjir. Kadang-kadang kami terpaksa pergi ke kali itu dan memberikan pengumuman kepada siswa-siswi agar pulang ke rumah masing-masing dari pada berisiko. Itu kalau pagi hari saat mereka datang sekolah," kata Arnoldus.
Hal itu kata dia terjadi hampir setiap tahun selama sekolah itu berdiri sejak 6 tahun lalu.