Dalam Seminggu Barang Dari Eks Tiara Grosir Harus Dipindah Ke Pasar Badung Atau Dianggap Sampah
Selain itu pemulihan situasi di Pasar Badung yang baru ini juga diperkirakan memakan waktu dua bulan.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pedagang sudah bisa berjualan di Pasar Badung yang baru setelah dilakukan soft opening, Minggu (24/2/2019).
Mereka yang sebelumnya berjualan di eks Tiara Grosir kini bisa menikmati rasanya berjualan di pasar yang dibangun dengan biaya sebesar Rp 150 miliar.
Seorang pedagang, Made Ayu Krisnawati, senang bisa kembali berjualan di Pasar Badung yang dibangun megah.
Sebelumnya ia harus mengungsi karena pasar terbesar di Bali ini terbakar pada 2016 lalu.
Ayu mengaku telah buka sejak pukul 04.00 Wita.
"Ya astungkara dapat garus, walaupun tidak ramai. Tapi ini kan baru pertama," katanya sumringah, kemarin.

Walaupun kemarin pedagang diharuskan sudah menempati Pasar Badung yang baru, namun ada beberapa pedagang yang belum pindah.
Alhasil ada beberapa los maupun kios yang masih kosong.
Kondisi ini sangat kentara pada los maupun kios yang ada di lantai tiga dan empat.
Para pedagang belum ada yang berjualan di dua lantai teratas ini.
Kepala PD Pasar Kota Denpasar, AAN Yuliartha, mengatakan ada beberapa pedagang yang belum pindah.
Hal ini dikarenakan keyakinan tentang dewase (hari baik) untuk pindah.
Selain itu, untuk pedagang kios yang saat ini berjualan di Jalan Thamrin masih dalam proses persiapan pindah.
"Yang pedagang kios mereka memerlukan persiapan yang lebih matang. Karena mereka yang jualan pakaian misalnya perlu pembuatan rak, sementara mereka belum punya rak," kata Yuliartha di sela-sela soft opening.

Sementara untuk pedagang los yang berjualan di eks Tiara Grosir, dirinya mengatakan sudah pindah semua.