Grounded  B737 Max 8 di Indonesia Berlaku Seminggu

Grounded  B737 Max 8 di Indonesia Berlaku Seminggu, Ditjen Hubud Siap Kirimkan Tim Investigasi Pesawat Ethiopian Airlines

Kantor Otban Wilayah IV Bali Nusra.
Pesawat Boeing 737 Max 8 milik Lion Air yang di-Grounded dan parkir di Apron Selatan Bandara I Gusti Ngurah Rai. 

TRIBUN BALI.COM, JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan mengirimkan tim ke Addis Ababa guna mendung investigasi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines ET302.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti, Rabu (13/3/2019) di Jakarta.

“Kami dari Ditjen Perhubungan Udara menyatakan siap mendukung proses investigasi kecelakaan pesawat ET302. Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan KNKT, kami akan mengirimkan tim ke Addis Ababa untuk mendukung investigasi kecelakaan tersebut jika ada permintaan dari CAA,” ujar Polana.

Mengenai larangan terbang sementara (grounded) untuk 11 pesawat jenis B737 Max 8 yang diterapkannya per hari Selasa 12 Maret 2019 kemarin. Polana menegaskan hal tersebut bukan sebagai bentuk sanksi

 “Larangan terbang sementara ini bukan merupakan bentuk sanksi melainkan tindakan pencegahan dengan berbasis kepada pertimbangan safety agar dapat dilakukan inspeksi terhadap pesawat terbang tersebut,” tegas Polana.

Polana menambahkan bahwa Ditjen Perhubungan Udara telah dan terus berkomunikasi dengan FAA dan manufaktur (Boeing Co.) dalam menindaklanjuti hasil inspeksi terkait penerapan larangan terbang sementara.

Ditjen Hubud juga terus berkoordinasi dengan KNKT dan operator penerbangan Indonesia terutama terkait dengan implikasi dari pelarangan terbang sementara.

“Temporary grounded ini dilakukan untuk menginspeksi secara detail pesawat Boeing 737-8 MAX yang ada di Indonesia agar laik terbang (airworthy). Hal ini untuk menjamin keselamatan penerbangan di Indonesia,” jelas Polana.

Larangan terbang sementara ini diberlakukan selama satu minggu untuk proses inspeksi detail oleh inspektur penerbangan.

Tindakan selanjutnya akan dilakukan sesuai pertimbangan hasil inspeksi dan informasi dari FAA sebagai otoritas penerbangan sipil negara pembuat pesawat terbang tersebut.

Pemeriksaan yang dilakukan mengacu kepada persyaratan yang disebutkan dalam surat grounded dari Ditjen Perhubungan Udara.

Saat ini sudah 29 negara yang melakukan temporary grounded kepada Boeing 737-8 MAX.

Terkait kebijakan diberlakukannya temporary grounded kepada stakeholders, untuk Garuda Indonesia yang memiliki 1 pesawat Boeing 737-8 MAX melayani rute penerbangan CGK-HKG-CGK-SIN-CGK, selama inspeksi akan menggunakan pesawat B738.

Sedangkan untuk Lion Air, 7 unit pesawat Boeing 737-8 MAX digunakan untuk charter ke China, Jeddah dan Madinah.

Selama inspeksi, pesawat rute Jakarta-China akan diganti menggunakan pesawat B737-900, sedangkan untuk rute Jeddah-Madinah menggunakan pesawat A330.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved