Ada 44.790 Pecalang di Bali, Made Mudra: Dalam Hajatan Politik, Pecalang Harus Netral

Manggala Agung Pasikian Pecalang Bali, I Made Mudra mengatakan setiap desa adat yang ada di Bali memiliki pecalang.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Putu Supartika
Manggala Agung Pasikian Pecalang Bali, I Made Mudra.  

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pecalang merupakan sebuah lembaga pengamanan tradisional yang ada di Bali.

Bahkan bisa dikatakan bahwa pecalang merupakan garda pertama untuk pengamanan desa pekraman yang ada di Bali.

Manggala Agung Pasikian Pecalang Bali, I Made Mudra mengatakan setiap desa adat yang ada di Bali memiliki pecalang.

Sehingga dari 1493 desa adat di Bali, perhitungan kasarnya jika dalam satu desa ada satu peleton pecalang dengan anggota perpeletonnya maka jumlah pecalang di Bali yakni 44.790 orang.

"Kami para pecalang betul-betul menunjukkan pengabdian terhadap desa. Karena merasa terpanggil untuk mengamankan desa sehingga mau jadi pecalang. Dan sebagai pecalang harus bisa mengatur waktu dengan pekerjaan utama," katanya saat diwawancarai saat pelatihan pecalang Kota Denpasar di Gedung Wanita Santhi Graha, Senin (18/3/2019). 

Sehingga saat akan bertugas pecalang mendapat pemberitahuan tiga hari sebelumnya.

Dengan begitu mereka dpat mengatur waktu agar tak berbenturan dengan pekerjaan utamanya. 

Menjadi pecalang menurut Mudra merupakan sebuah pengabdian dan merupakan pekerjaan utama yang mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga

Ia juga memaparkan bagaimana suka dukanya menjadi seorang pecalang

"Sukanya kami dipercaya di desa, dipilih dan mau terlibat dapat mmeberikan waktu untuk ngayah, sehingga kami bisa mengabdi pada desa kami," katanya.

Dukanya yakni tak gampang menghadapi masyarakat dengan berbagai macam karakter. 

Dengan demikian ia berharap agar semua kebupaten atau kota di Bali bisa memberikan pelatihan kepada pecalang.

 Karena dengan pelatihan ini pecalang mengerti dengan tugas dan pokoknya sebagai pecalang

"Saat ini hanya Kota Denpasar yang baru memberikan pelatihan kepada pecalang ini. Mestinya setiap Kabupatan atau Kota berani menganggarkan melalui APBD-nya untuk memberikan pelatihan kepada pecalang."

"Pembinaan ini tentunya akan memberikan pemahaman kepada pecalang dengan tugasnya biar jangan ada sorotan dari luar seolah pecalang itu arogan, dan untuk mengkounter hal itu ini dengan pelatihan dan pembinaan ini memberikan pemahaman," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved