Pusat Kebudayaan Bali Berkapasitas 20 Ribu Orang Bakal Dibangun di Eks Galian C Klungkung
Gubernur Bali Wayan Koster saat ini sedang menyiapkan konsep pembangunan pusat kebudayaan Bali, dan rencananya akan dibangun di eks galian C Klungkung
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gubernur Bali Wayan Koster saat ini sedang menyiapkan konsep pembangunan pusat kebudayaan Bali, dan rencananya akan dibangun di bekas lahan (eks) galian C di Kabupaten Klungkung.
Koster mengaku beberapa hari yang lalu sudah menggelar rapat dengan Bupati Klungkung serta Kepala Kanwil Kantor Pertanahan Provinsi Bali dan Klungkung.
Selanjutnya mereka sudah diberi tugas untuk mendata tanah di Desa Gunaksa dan Desa Tangkas, yang merupakan bekas Galian C.
Alasan memilih lokasi tersebut karena tanah eks Galian C itu sudah tidak produktif lagi, sehingga Pemprov Bali berencana memanfaatkannya daripada tidak dipergunakan, di samping juga luasnya mencapai puluhan hektare.
Rencananya lahan yang digunakan mencapai 50 hektare.
Baca: I Dewa Gde Ngurah Wirayudha Jabat Ketua Umum HIPMI Denpasar Masa Bakti 2018-2021
Baca: Suka Berendam Air Panas? Ternyata Ini Manfaatnya, Termasuk Bisa Bakar Kalori
“Rencananya kalau alam ini memungkinkan dan merestui, itu kita akan bangun pusat kebudayaan Bali di sana, di tanah yang kira-kira luasnya 50 hektare. Baru hebat dia. Nanti ini menjadi salah satu simbol kebudayaan Bali, maka akan dibangun di sana,” kata Koster saat memberikan kuliah umum di Gedung Città Kelangen Kampus ISI Denpasar, Jumat (5/4/2019).
Koster menyebut Pusat kebudayaan Bali ini akan dibangun secara terintegrasi, yang isinya terdiri dari panggung terbuka dengan kapasitas 20 ribu sampai 25 ribu orang, yang didesain menggunakan teknologi modern.
Kemudian juga gedung pentas seni multifungsi yang tertutup dengan kapasitas 2.000 orang.
Berikutnya, akan dibangun museum tematik terdiri dari museum tari, gamelan, arsitektur, kuliner, obat tradisional, wastra (pakaian adat) Bali, dan museum lainnya yang berkaitan dengan kearifan lokal Bali.
“Akan dibangun satu unit per museum dan terintegrasi dalam satu kawasan,” imbuhnya.
Desainnya akan diselesaikan tahun 2020, selanjutnya 2021 harus mulai dibangun dan tiga tahun sudah harus selesai.
Baca: Pimpin Rapat Evaluasi Pariwisata Bali, Wagub Cok Ace Soroti Masalah Wisata Alam dan Budaya
Baca: Teka-teki Pelaku Mutilasi Pria dalam Koper Masih Misteri, Polisi Panggil 5 Pria Gemulai Ini
Koster mengaku rencana tersebut sudah disampaikannya kepada Presiden RI, Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja ke Bali pada tanggal 22 Maret 2019 lalu.
Dikatakannya, Presiden sudah menyepakati terkait pemberian bantuan untuk desa adat dan pusat kebudayaan Bali.
“Ketika saya mendampingi ke bandara, Pak Presiden mengatakan, ‘Pak Gubernur, pusat kebudayaan Bali akan saya bantu dari APBN',” ujar Koster menirukan ucapan Presiden.
Ia menegaskan terkait rencana pembangunan pusat kebudayaan Bali sama sekali tidak bermaksud dan memiliki keinginan untuk mengganti fungsi Taman Budaya Provinsi Bali yang ada saat ini.
Tujuannya hanya semata-mata untuk mengakomodasi kebutuhan yang ada sekarang.
“Dulu perlu dan cukup, sedangkan sekarang sudah tidak cukup lagi. Sekarang masih diperlukan untuk kebutuhan dengan skala yang kecil. Kalau dengan skala besar harus disiapkan dengan sarana yang baru,” terang Gubernur kelahiran Buleleng ini. (*)