Menengok Persiapan Upacara Pangepah Ayu dan Warak Keruron Bagi Mereka yang Pernah Keguguran

Upacara Warak Kruron maupun Pangepah Ayu merupakan ritus bagi orang yang pernah mengalami keguguran maupun aborsi

Penulis: eurazmy | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/eurazmi
Para pemangku di Pinandita Sanggraha Nusan Denpasar Selatan menyiapkan bungkah (batok kelapa) dan perlengkapan sesaji lain, Jumat (12/4/2019). Total bungkah yang mencapai ratusan ini disiapkan sebagai sarana sesaji upacara Pangepah Ayu dan Warak Keruron di Pantai Mertasari, Sanur, Sabtu (13/4/2019) ini. 

TRIBUN-BALI, DENPASAR - Ritus ini jarang dilakukan karena masyarakat belum banyak tahu.  Hingga suatu hari tiba-tiba ia ketiban sial, sakit-sakitan, mendapat mimpi dikejar bayi hingga tak bisa punya anak lagi.

PARA pemangku di Pinandita Sanggraha Nusan (PSN) Denpasar Selatan sibuk menyiapkan bungkah (batok kelapa) dan perlengkapan sesaji lain, Jumat (12/4/2019).

Total bungkah yang mencapai ratusan ini  disiapkan sebagai sarana sesaji upacara Pangepah Ayu dan Warak Keruron di Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar, Sabtu (13/4) ini.

Upacara Warak Kruron maupun Pangepah Ayu merupakan ritus bagi orang yang pernah mengalami keguguran maupun aborsi. 

Ritus ini jarang dilakukan karena masyarakat belum banyak tahu.  Hingga suatu hari tiba-tiba ia ketiban sial, sakit-sakitan, mendapat mimpi dikejar bayi hingga tak bisa punya anak lagi.

Koordinator Pinandita Sanggraha Nusan, Jro Mangku I Made Sudiartha mengatakan, upacara massal ini dilakukan mengingat banyak permintaan dari masyarakat untuk melangsungkan  upakara yadnya Pengepah Ayu Dhanda Bharuna atau Ngelungah massal.

Upakara secara massal, kata dia, menjadi solusi dalam menghemat biaya upakara yang terlalu tinggi jika digelar secara mandiri. 

''Untuk itu, kita adakan upakara ini secara kolektif atau memakai dana punia sebesar Rp 500 ribu per orang,'' terangnya saat ditemui di Pinandita Sanggraha Nusan Denpasar, Jumat (12/4/2019).

''Sebenarnya bisa gratis. Tapi karena ini mendadak dan kita belum sempat cari-cari dana, '' tambahnya.  

Upacara ini sifatnya memang wajib dilakukan mengingat kematian janin membawa dampak secara niskala bagi yang mengalami.

Tak hanya Warak Keruron, dalam upacara Pitra Yadnya Massal ini juga menggelar upakara ngelangkir (kematian bayi sebelum lepas tali pusar) dan juga upakara ngelungah (kematian bayi sebelum tanggal gigi).

Dalam upakara ini  akan dipuput oleh tiga Sulinggih (Tri Sadaka) yakni Ida Pedanda, Ida Rsi Bhujangga dan Ida Empu.

Ia mengatakan total masyarakat yang mendaftar dalam prosesi ini mencapai 325 orang, baik warga Denpasar Selatan sendiri maupun dari luar daerah. Sebagian besar di antara mereka mengalami keguguran.

Rata-rata, lanjut dia, kejadian aborsi maupun keguguran dialami sudah sejak lama, bahkan ada yang sudah 15 tahun.

Rata-rata mereka mengeluhkan hal yang sama dalam kurun waktu berdekatan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved