Kisah Siswa SMPN 2 Loksado Ikuti UNBK, Sinyal Lemah hingga Sewa Rumah Rame-rame

Sedangkan untuk untuk tempat tinggal mereka disewakan rumah yang dekat dengan lokasi ujian selama empat malam.

Editor: Rizki Laelani
tangkap layar tribunnews
ILUSTRASU UNBK: Belum tersedianya jaringan seluler di Desa Malinau Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan, serta belum cukup tersedianya komputer, membuat SMPN 2 Loksado, belum bisa melaksanakan UNBK secara mandiri. 

Kisah Siswa SMPN 2 Loksado Ikuti UNBK, Sinyal Lemah hingga Sewa Rumah Rame-rame

TRIBUN-BALI.COM, KANDANGAN - Belum tersedianya jaringan seluler di Desa Malinau Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan, serta belum cukup tersedianya komputer, membuat SMPN 2 Loksado, belum bisa melaksanakan UNBK secara mandiri.

Sebanyak 12 siswa yang bakal mengikuti ujian nasional pun terpaksa numpang UNBK ke SMKN 1 Kandangan, pada ujian serentak 22 sampai 25 April 2019 mendatang.‎

Kepala SMPN 2 Loksado, Rumansyah dikonfirmasibanjarmasinpost.co.id, Senin (15/4/2019) terkait persiapan siswa yang harus tinggal di Kandangan selama empat hari tersebut menyatakan, sudah melakukan koordinasi dengan Disdik HSS dan serta para guru.

Terutama untuk sarana transportasi, siswa bakal dijemput menggunakan mobil pribadi karena jumlahnya tak terlalu banyak.

Sedangkan untuk untuk tempat tinggal mereka disewakan rumah yang dekat dengan lokasi ujian selama empat malam.

"Yang nanti tinggal di rumah sewaan, siswa putra, ada 10 orang. Sedangkan untuk putri, ada dua orang, diinapkan di rumah seorang guru yang mengajar di Loksado,"kata Kepsek.

Dijelaskan, penjemputan dilakukan Minggu 21 April sore, selanjutnya diantar ke rumah sewaan dan rumah guru tadi.

Dua orang guru yang bertugas pagi dan sore bergantian akan menemani siswa mereka selama masa UNBK.

Tahun 2019 merupakan tahun kedua sekolah di desa terpencil ini mengikuti UNBK dengan menunpang di sekolah lain di Kandangan.

Sebelumnya, 2018 lalu ada 27 siswa peserta UNBK, sehingga diinapkan di Losmen Pasar Los Batu Kandangan selama ujian.

Dijelaskan, sesuai keinginan siswa dan pertimbangan menghemat biaya hidup, mereka meminta disewakan rumah saja, ketimbang menginap di Losmen.

"Rencana mereka bawa beras dan lauk sendiri untuk memasak dan makan sehari-hari. Soalnya sekolah hanya menyediakan sarana transportasi dan penginapan,"kata Kepsek.

Menurut Kepsek, numpang ujian di tempat lain dilakukan, selain terkendala masalah jaringan seluler, juga komputer tersedia belum cukup.

Baru tersedia 10 unit CPU, tapi kondisinya sudah ketinggalan dari sisi teknologi, karena bantuan lama, beberapa tahun lalu.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved