Hari Raya Waisak 2019

Air Berkah dengan Apri Dharma akan Diarak dari Candi Mendut ke Candi Borobudur Sabtu Ini

Penyemayaman ini menjadi bagian dari prosesi ibadah umat Buddha pada perayaan Tri Suci Waisak 2563 BE/2019 yang akan dipusatkan di Candi Borobudur,

Editor: Rizki Laelani
Tribun Jogja/ Rendika Ferri K
Rangkaian Hari Raya Waisak Nasional Umat Tahun 2018 ini dimulai dengan pengambilan Api Alam dari Merapen Grobongan, kemudian disakralkan di Candi Mendut, Magelang, Minggu (27/5/2018). Ratusan umat Buddha dari berbagai daerah mengikuti proses awal Waisak ini. 

Air Berkah Disandingkan dengan Apri Dharma akan Diarak dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, Sabtu Ini. Prosesi penyemayaman ini diikuti oleh ratusan umat Buddha dan tokoh Buddha dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri seperti Thailand, Vietnam, Nepal, Singapura dan lainnya.

TRIBUN-BALI.COM, MAGELANG - Para biksu dari berbagai sangha dan majelis melakukan penyemayaman air berkah di Candi Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, mulai Kamis (16/5/2019) sore.

Air berkah diambil dari sumber air atau Umbul Jumprit, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung.

Penyemayaman ini menjadi bagian dari prosesi ibadah umat Buddha pada perayaan Tri Suci Waisak 2563 BE/2019 yang akan dipusatkan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Sabtu (18/5/2019) malam.

Sebelum air berkah disemayamkan di dalam candi, umat bersama para biksu melakukan puja bakti (doa bersama) di pelataran Candi Mendut.

Selanjutnya, mereka melakukan pradaksina atau mengelilingi candi sebanyak 3 kali.

Sejumlah biksu tampak membawa periuk berisi air berkah.

Bagi umat Buddha, air merupakan sarana puja bakti umat yang memiliki makna keberkahan.

Air adalah sumber kehidupan semua makhluk. Air untuk membersihkan batin menjadi bersih, dan menghilangkan hal-hal yang buruk pada manusia.

“Air suci di dalam Agama Buddha menjadi satu filosofi yang sangat tinggi. Dimana air memberikan kehidupan bagi seluruh makhluk hidup tanpa terkecuali,“ tutur Biksu Diana Duta, di sela-sela ritual.

Menurutnya, sebagai manusia harus mempunyai sifat mirip dengan air yaitu memberikan kehidupan.

Dalam diri manusia harus ada sebuah cinta kasih yang tak terbatas.

Sebab, cinta kasih inilah yang membuat hati tenang, tenteram, damai dan membawa kebahagian untuk orang lain bahkan kepada semua makhluk.

Baca: 10 Hari Terakhir di Bulan Ramadhan, Ini Doa yang Sering Dibaca Nabi Muhammad

Baca: 20 Ucapan Selamat Hari Raya Waisak untuk Teman, Saudara Melalui Medsos

Baca: Kenali Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar di Bulan Ramadhan, Jika Sudah Yakin Baca Doa Ini

“Air mempunyai sifat rendah hati, di mana air ketika memberi kehidupan dia tidak memilih kepada siapapun. Air walaupun dihina, artinya ketika orang sudah menggunakan air, dia buang di selokan, dikotori, dia tetap tenang tidak pernah marah, tetap memberikan sumbangsih kepada kehidupan,” ujarnya.

Prosesi penyemayaman ini diikuti oleh ratusan umat Buddha dan tokoh Buddha dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri seperti Thailand, Vietnam, Nepal, Singapura dan lainnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved