Untung Sedikit, Ketut Sukeni Setia Jadi Pedagang Emas Kaki Lima di Jalan Diponegoro, Ini Alasannya
Sesekali, ia melambaikan tangan pada pengendara yang lewat perlahan mendekat ke trotoar sembari bertanya, ''Mau jual emas, pak?''
Penulis: eurazmy | Editor: Rizki Laelani
Untung Sedikit, Ketut Sukeni Setia Jadi Pedagang Emas Kaki Lima di Jalan Diponegoro, Ini Alasannya
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketut Sukeni (43) tampak sabar duduk menunggu di atas kursinya.
Sesekali, ia melambaikan tangan pada pengendara yang lewat perlahan mendekat ke trotoar sembari bertanya, ''Mau jual emas, pak?''
Ketut Sukeni adalah penjual emas kaki lima di pinggir Jalan Diponegoro, Denpasar.
''Di sini sudah sejak jam 10 pagi tadi, tapi belum ada dapet emas sama sekali,'' tuturnya saat ditanya.
Bagi Anda yang melintas di sepanjang Jalan Diponegoro, Denpasar, pasti sudah tak asing lagi dengan para bapak dan ibu-ibu yang duduk berjejer di sepanjang trotoar.
Mereka inilah yang sehari-hari sebagai pengepul emas jalanan.
Baca: Tiap Bulan Menstruasi Lancar, Wanita Ini Kaget Bisa Hamil Hingga 9 Bulan dan Melahirkan Normal di WC
Sukeni merupakan satu dari belasan tukang pengepul emas jalanan itu.
Total, sudah 16 tahun ia bertahan hidup dari usahanya itu.
Dalam sebulan, ia mengaku mengantongi laba berkisar antara Rp 500-700 ribu.
''Tergantung ramai enggak-nya. Tapi rata-rata ya segitu dah,'' tuturnya kepada Tribun-Bali.com, Sabtu (18/5/2019).
Meski penghasilan tidak mencukupi, namun diakuinya tak punya pilihan lain.
Wanita yang sehari-hari tinggal di Gianyar ini mengaku aktivitasnya ini sudah menjadi rutinitas. ''Udah jadi kebiasaan dari dulu kayak gini,'' ujarnya.
Bermula saat ia bekerja menjadi pegawai di toko emas yang terletak tak jauh dari lokasi.
Namun ia kemudian keluar dan ditawari oleh temannya untuk menjalani usaha tersebut.
Sejak saat itu, ia bersama ketiga temannya mulai mengumpulkan modal untuk membeli emas dari warga yang berniat menjual emas miliknya. (*)