Sebut Kanada Menghina Rakyat Filipina dengan Kiriman Sampahnya, Rodrigo Duterte Murka & Ancam Begini

Persoalan kontainer berisi sampah dari Kanada yang dikirim ke Filipina benar-benar membuat murka Presiden Rodigro Duterte.

Editor: Ady Sucipto
TED ALJIBE / AFP
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. 

TRIBUN-BALI.COM -- Persoalan kontainer berisi sampah dari Kanada yang dikirim ke Filipina benar-benar membuat murka Presiden Rodigro Duterte. 

Orang nomor satu di Filipina tersebut dengan tegas mengancam akan mengembalikan kontainer berisi sampah ke Kanada. 

Al hasil pemerintahan Kanada yang sebelumnya abai akhirnya memberikan respon setelah mendengar ancaman Duterte.

Dilansir dari Suar.id, Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah kehilangan kesabarannya menghadapi permasalahan sampah dengan Kanada.

Ketegangan hubungan kedua negara meningkat setelah isu sampah mencuat, baru-baru ini.

Melansir Reuters (22/5/2019), pemerintah Filipina telah bersiap menyewa perusahaan pelayaran swasta untuk mengirim 69 kontainer atau 100 ton sampah ke Kanada.

Jika Kanada menolaknya, Duterte tak segan akan membuang sampah tersebut ke perairan negara bersimbol daun maple itu.

"Filipina sebagai negara berdaulat yang merdeka tidak boleh diperlakukan sebagai sampah oleh negara asing lainnya," kata juru bicara kepresidenan Salvador Panelo dalam sebuah taklimat media.

Permasalahan sampah antar kedua negara ini bermula ketika tahun 2013 - 2014, Kanada mengekspor limbah tersebut ke Filipina.

Transaksi komersial itu dilakukan tanpa izin pemerintah.

Filipina mengatakan, kontainer berisi limbah yang sampai di pelabuhan Manila itu disamarkan sebagai limbah plastik daur ulang.

Kanada mengirim sampah antara tahun 2013 - 204 lalu.
 
Kanada mengirim sampah antara tahun 2013 - 204 lalu.   (Rappler)

Padahal faktanya adalah, isi kontainer tersebut sampah rumah tangga.

Melansir Kompas.com, inspeksi lain yang dilaksanakan pada 2015 memaparkan kontainer itu berisi sampah permukiman yang tidak mematikan. Antara lain sampah dari jalanan dan rumah penduduk.


Sejumlah sampah itu masih ada di kontainer sedangkan sisanya sudah dibuang ke tempat penampungan akhir.

Pada 2016, pengadilan Filipina memerintahkan agar sampah itu dikembalikan.

Halaman
12
Sumber: Suar.id
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved