Disdikpora Data Ulang Kasus Buta Aksara di Karangasem

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem akan mendata ulang warga Bumi Lahar yang buta aksara

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Saiful Rohim
Kepala Disdikpora, Gusti Ngurah Kartika. Disdikpora Data Ulang Kasus Buta Aksara di Karangasem 

Disdikpora Data Ulang Kasus Buta Aksara di Karangasem

TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem akan mendata ulang warga Bumi Lahar yang buta aksara.

Pendataan ulang ini kerja sama dengan mahasiswa Undiksa yang gelar Kuliah Kerja Nyata di Karangasem.

Kepala Disdikpora Karangasem, Gusti Ngurah Kartika menjelaskan, pendataan ulang dilakukan untuk memastikan jumlah warga buta aksara.

Data yang diberikan pemerintah pusat belum valid, alias simpang siur. Sehingga pemerintah perlu mengkroscek.

"Data dari pusat masih belum valid. Perlu dicek ulang supaya tepat, sehingga program buta aksara setiap tahun bisa tepat sasaran," ungkap Gusti Ngurah Kartika, Minggu (30/6/2019).

Baca: Abash Merasa Ada yang Bergerak di Perut Lucinta Luna, Jawabannya: Darah Daging Kamu Sayang

Baca: Telkomsel Raih Penghargaan Penyedia Layanan Digital Indonesia Terbaik Asia-Pasifik

Pendataan ulang mulai dilakukan sejak pertengahan Juni 2019 lalu.

Pendataan ulang kasus buta aksara dimulai dari Kecamatan Kubu serta Abang.

Mengingat jumlah buta aksara di 2 kecamatan tersebut terbesar dibanding kecamatan lainnya sesuai data dari pusat. Kubu mencapai 4.000 orang, dan Abang 3.000an.

"Setelah Kecamatan Kubu dan Abang, baru kecamatan lain. Kubu dan Abang paling tinggi buta aksaranya. Sekarang pendataan, kemungkinan tahun 2020 kita anggarkan untuk mengentaskan buta aksara di Kubu dan Abang," janji Gusti Kartika, penjabat asli Sidemen.

Sebelumnya Kartika mengatakan, jumlah buta aksara di Karangasem sesuai data pusat sekitar 14.498 tersebar di delapan Kecamatan.

Baca: Empat Pembobol Vila Diamankan Polda Bali, Dua Pelaku Jaringan Residivis

Baca: Umar Pertanyakan Kesiapan Disdikpora Denpasar dalam PPDB SMP 2019

Hampir 80 persen dari usia 45 - 59 tahun, 15 persen dari usia 25 - 44 tahun, sedangkan untuk sisa dari usia 15 - 24 tahun.

Tingginya buta aksara di Karangasem sesuai data dari pusat karena infrastruktur dan ekonomi.

Hampir rata-rata lansia yang buta aksara tidak pernah merasakan bangku sekolah. Mengingat kondisi medan jalan terjal, kurang bagus, serta masalah ekonomi.

"Data dari pusat bisa saja kurang atau malah bertambah. Makanya kita data ulang memastikan jumlah detail, sehingga pemerintah bisa menganggarkan untuk pengentasan buta aksara," imbuh Gusti Ngurah Kartika.

Untuk menekan jumlah buta aksara, pemda menggelar pelatihan pembelajaran selama 3 bulan lebih.

Program ini dirancang dari tahun 2016 - sekarang. Dari 2016 - 2016 sekitar 5.832 orang telah diberikan pelatihan, sisanya buta aksara diperkirakn 8.666 orang.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved