Yakin Kena Kutukan Setelah 8 Saudara Meninggal, 1 Keluarga di Pekalongan Ini Mengungsi Ke Hutan
Keluarga ini tidak mau apa yang mereka yakini sebagai kutukan terus menghantui kehidupan mereka.
TRIBUN-BALI.COM - Sebuah keluarga di Pekalongan, Jawa Tengah, memimilih mengasingkan diri di hutan.
Peristiwa kelam yang menimpa mereka membuat keputusan tersebut diambil.
Keluarga ini tidak mau apa yang mereka yakini sebagai kutukan terus menghantui kehidupan mereka.
Merasa terkena kutukan, satu keluarga di Dukuh Sigintung, Desa Tuwareh Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, mengungsi ke tengah hutan.
Lokasi keluarga tersebut menetap terletak di tengah hutan pinus yang berjarak sekitar 12 kilometer dari pusat Kecamatan Paninggaran.
Tempat tinggal mereka di tengah hutan ini memiliki medan berat.
Masih banyak pula hewan liar antara lain babi hutan dan kera.

Namun, keluarga tersebut betah tinggal berpuluh-puluh tahun.
Bahkan keluarga tersebut kini beranak-pinak dan tak ingin pindah dari lokasi mereka tinggal.
Untung (77) sang kepala keluarga, menjelaskan, almarhum ayah mertuanya sengaja pindah ke tengah hutan karena anaknya meninggal satu persatu.
“Mertua saya pindah ke sini sekitar tahun 1966.
Hingga kini saya bersama istri menetap karena lokasinya damai,” tuturnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (10/7/2019).
Dia melanjutkan, ayah mertuanya meninggal pada 1980-an dikarenakan sakit yang tidak ia ketahui penyebabnya.
Semi dan Untung saat ditemui Tribunjateng.com di rumahnya, Rabu (10/7/2019).
“Ayah dan ibu mertua saya meninggal karena sakit tapi saya tidak tahu mereka sakit apa,” paparnya.