Gurihnya Pecel Solo Menu Tempo Dulu

Banyak dikunjungi para pejabat, termasuk Presiden SBY.

Editor: Rizki Laelani
zoom-inlihat foto Gurihnya Pecel Solo Menu Tempo Dulu
TRIBUN BALI/ARDIANSYAH
Menu kuliner di Pecel Solo di Beachwalk Mall

Laporan wartawan Tribun Bali, Robinson Damar

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pecinta kuliner tradisional Jawa yang berkunjung ke Beachwalk Mall saat ini bisa memanjakan diri dengan menu bercitarasa khas Nusantara.

Rumah makan Pecel Solo di lantai tiga Beachwalk Mall yang terletak tak jauh dari Pantai Kuta bisa jadi tujuan.

Tak inigin disebut restoran, Pecel Solo mengambil konsep Nuasa Jawa Tempo dulu. Baik dari segi penataan ruang maupun menu yang ditawarkan.

“Di tengah mal yang mewah, kami ingin menghadirkan warung dan menu dengan nuansa masa lalu,” kata Owner Pecel Solo, Erni Febriani.

Tak berlebihan memang, dari sisi penataan dan pilihan ornamen warung yang digunakan benar– enar menggambarkan rumah makan tradisional seperti di Jawa tempo dulu.

Walau berada di dalama mal, rumah makan yang berukukuran sekitar 4X4 meter ini tetap mendesain interior menekankan aspek tradisional.

Terbukti walau berada di dalam mal rumah makan Pecel Solo tetap diberi jendela yang ditopang menggunakan kayu.

Ada pajangan rangkuman foto–foto pejabat yang pernah mengunjungi cabang–cabang rumah makan Pecel Solo di kota lain.

Ada foto Presiden SBY, Jokowi serta sejumlah menteri dan pejabat. Di bagian atas pintu, terdapat tulisan Pecel Solo.

Di sisi lainnya lagi terdapat tulisan autentic Indonesian tradisonal food.  Dinding dominan berwarna coklat kayu dengan lukisan dan foto–foto klasik yang terpajang rapi.

Untuk menikmati menu khas Pecel Solo, pihak pengelola mal telah menyediakan puluhan meja dan kursi.

Sebagaimana halnya warung–warung tradisional, menu di sini ditempatkan di tempat khusus dari gerabah beralas daun pisang.

Dalam wadah–wada tersebut ada sembilan jenis sayur, belut,  pader (ikan kali), ayam, telur pindang serta menu lainnya disusun rapi. Di beberapa sudut warug sengaja digantung klentung sapi terbuat dari kayu.

Sehingga nuansa tradisional semakin kuat. Kekhasan inilah yang membuat Pecel Solo terlihat berbeda dibandingkan dengan stan–stan makanan lainnya di tempat tersebut.

“Pasti banyak orang yang rindu dengan menu–menu tradisional tempo dulu. Untuk itulah kami hadir,” kata Erna.

Buka dari pukul 10.00 sampai pukul 24.00, Pecel Solo juga menyasar pangsa pasar wisatawan asing yang ingin mencicipi menu–menu khas Indonesia.

Dikatakan Erna, Pecel Solo Beachwalk sendiri adalah cabang ke sembilan dari enam kota. Sebelumnya Pecel Solo telah hadir di Surabaya, Jogja, Bogor, Jakarta serta Kota Solo. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved