Persona

Erick Est, Sutradara Muda Bali Garap Jonas Thomassen

Aku senang menjadi sutradara, tapi bukan di Indonesia. Pemerintah belum bisa mensupport kita sepenuhnya.

Editor: Bambang Wiyono
istimewa
Erick Est 

Pada tahun yang sama, seorang temannya di Jurusan Interior Design mengajak membuat sebuah film untuk diikutsertakan dalam festival film dan akhirnya masuk 10 besar dalam ajang itu.

Film berjudul 'Kenapa Aku?' adalah awal mula ia berkarir dalam bidang perfilman. Kini sudah sekitar 280 video klip dan 20 film disutradarainya. Yang terbaru, sutradara muda ini sukses membuat film dokumenter tentang layangan sakral Bali, Janggan yang menembus bioskop.

Sebelumnya, karya-karya garapan Erick di antaranya video klipnya band-band Bali seperti Nanoe Biroe, D Ubud N Band, The Wheels, Navicula hingga band nasional macam Superman Is Dead dan Taboo.

Bahkan, Erick pernah mendapat kepercayaan menggarap video klip bintang Norwegian Idol, Jonas Thomassen. Erick mendapat kepercayaan membuat video klip single lagu Thomassen.

Agustus mendatang, Erick juga mendapar order ke Amerika bersama sebuah band Prison of Blues untuk membuat video klip.

"Aku senang menjadi sutradara, tapi bukan di Indonesia. Pemerintah belum bisa mensupport kita sepenuhnya," tegasnya.

Pria yang dulu mempunyai cita-cita menjadi astronot ini, masih memiliki impian yang masih dikejarnya, yakni membuat sebuah film yang dapat merubah sesuatu dan bisa dinikmati oleh seluruh dunia. (doe)

Angkat Pacar Jadi Manajer

BUKAN hal mudah bagi seorang Erick untuk mencapai posisinya sekarang. Berkali-kali ia ditipu oleh management yang bekerjasama dengannya.

"Paling kalau saya bertemu mereka saya cuma bilang 'berguna duitnya buat kamu? Kamu masih punya duit? Kalau tidak saya bisa pinjamkan sedikit. Lagian duit bukan segalanya buat saya," tutur Erick.

Kini Erick mengangkat pacarnya, Devi sebagai manajer.

Dalam keluarga, pria sulung dari 4 bersaudara ini memang terkenal urakan dan selengean. Namun menghadapi itu, Erick hanya bisa percaya diri dan fokus dengan apa yang dilakukannya yaitu berkarya lewat kameranya. Karena, menurut pria penggemar Benyamin S ini, selama kita mau dan fokus dengan apa yang kita lakukan, biarkan orang menilai lewat hasilnya.

Erick akan memilih menyendiri ketika menemukan kendala dan bosan. Kadang ia menghabiskan sampai enam jam, bahkan lebih hanya untuk berdiam diri dan memperhatikan sekitar.

"Melihat karakter orang dan berbicara dengan diri sendiri kadang sering aku lakukan," ujarnya.

Selain nyepi sendiri, ia juga banyak menghabiskan waktu senggangnya untuk menonton film. Bahkan kerap beberapa teman yang datang tidak dihiraukannya ketika ia sedang nyepi.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved