Semarak Piala Dunia di Bali
Teka-teki Tiki-taka
Tim Spanyol telah menua. Gaya permainan mereka sudah tak efektif
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - TIKI-TAKA (secara umum dieja tiqui-taca dalam bahasa Spanyol) menjadi gaya permainan sepak bola yang sangat kesohor dan telah mengguncang dunia dalam beberapa tahun terakhir.
Tiki-taka memiliki ciri umpan-umpan pendek dan pergerakan yang dinamis, memindahkan bola melalui berbagai lini, dan mempertahankan penguasaan bola.
Tiki-taka adalah cara yang indah dalam bermain sepak bola. Penggemar dan ahli dari seluruh dunia telah sepenuh hati menyukai gaya tiki-taka, yang disebu-sebut sebagai pengembangan dari taktik totaalvoetbal yang menjadi ciri khas klub Ajax Amsterdam dan Timnas Belanda.
Sesuai asal katanya dari Spanyol, gaya permainan tiki-taka ini pun menjadi trade mark di Spanyol. Tiki-taka masyur bersama klub Barcelona (khususnya skuat Josep Guardiola pada tahun 2008-2012), serta tim nasional Spanyol di bawah asuhan Luis Aragonés dan Vicente del Bosque.
Guardiola meraih sukses luar biasa saat mengusung gaya tiki-taka bersama Barca. Selama empat musim kepemimpinannya, Pep berhasil mempersembahkan 14 gelar.
Saat itu, Barca dengan tiki-takanya benar-benar tak terbendung klub-klub Eropa maupun dunia. Kesuksesan tersebut menjalar ke Timnas Spanyol, yang juga mengandalkan tiki-taka karena adanya dominasi pemain Barca dalam skuat Matador.
Spanyol yang sebelumnya sulit merebut gelar juara berubah menjadi kekuatan luar biasa. Berturut-turut Tim Matador menjuarai Piala Eropa 2008, Piala Dunia 2010, dan Piala Eropa 2012.
Bagaimana dengan Piala Dunia 2014? Sepertinya era keemasan gaya tiki-taka mulai memudar. Seiring dengan menurunnya prestasi Barcelona di level klub, sihir tiki-taka di level internasional pun perlahan kehilangan kekuatannya.
Faktanya Spanyol dipecundangi Belanda 1-5 dalam laga Grup B Piala Dunia 2014, Sabtu dinihari lalu. Tampak jelas dalam laga tersebut tak terlihat lagi kedigdayaan sepak bola tiki-taka.
Belanda, dan mungkin juga tim-tim lain, sudah menemukan bagaimana cara meredam dan menghancurkan permainan Spanyol.
Permainan bola cepat berdasarkan serangan balik telah bekerja dengan baik melawan tiki-taka. Legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, bahkan secara ekstrim menyebut gaya tiki-taka Spanyol telah mati.
"Tim Spanyol telah menua. Gaya permainan mereka sudah tak efektif," kritik Maradona dilansir situs Goal.com.
Menghadapi Cile pada laga kedua Grup B, yang merupakan partai hidup mati bagi Spanyol, akankah Pelatih Vicente del Bosque tetap memakai gaya tiki-taka? Inilah yang menjadi teka-teki.
Boleh saja Spanyol, seperti kata gelandang Juan Mata, tetap mengusung gaya tiki-taka. Namun mereka harus sadar juga bahwa Cile memiliki pertahanan kuat dan permainan cepat dengan serangan baliknya.
Dan bila gaya tiki-taka kembali tersandung di kaki Alexis Sanchez dkk, kemudian sang juara dunia harus angkat koper lebih awal, sudah sewajarnya Xavi Hernandez cs berucap; "RIP tiki-taka! (*)