Semarak Piala Dunia di Bali
Jerman Meniru Spanyol
Muncul istilah "false nine" atau striker palsu
TRIBUN-BALI.COM - Ada yang berbeda tersaji saat melihat dua penampilan Jerman di Piala Dunia 2014. Tim Der Panzer bermain tanpa seorang striker murni.
Pelatih Jerman Joachim Loew mengusung formasi 4-3-3. Pola ini terkesan menyerang, namun tridente di lini depan sama sekali tak dihuni seseorang yang berkarakter penyerang.
Loew memercayakan Mesut Ozil, Mario Gotze, dan Thomas Mueller. Ozil dan Gotze adalah seorang gelandang serang atau juga bisa berperan sebagai playmaker. Mueller bukanlah striker murni. Sebelumnya ia lebih sering bermain sebagai second striker atau striker sayap.
Strategi Loew ini mengingatkan kita pada Spanyol di Piala Eropa 2012. Saat itu Pelatih Spanyol Vicente del Bosque memakai strategi sedikit aneh, 4-6-0. Del Bosque tak memainkan striker murni sehingga kemudian muncul istilah "false nine" atau striker palsu.
Del Bosque memakai strategi tersebut karena alasan minimnya stok striker mumpuni. David Villa cedera, performa Fernando Torres sedang menurun.
Situasi serupa terjadi di kubu Jerman saat ini. Cederanya Mario Gomez memang membuat Loew tak punya banyak pilihan untuk posisi striker. Saat ini Jerman minim bomber andal. Faktanya, tim-tim besar di Jerman seperti Bayern Muenchen, Borussia Dortmund, atau Schalke mengandalkan bomber-bomber impor.
Satu-satunya striker murni yang masih diperhitungkan adalah Miroslav Klose, yang bermain di Lazio (Italia). Klose pun menjadi satu-satunya striker yang dibawa Loew ke Brasil 2014 --yang sempat dikritik media Jerman.
Dengan usianya yang kian menua, 36 tahun, Klose bukan lagi prioritas di lini depan Jerman. Ia pun hanya disiapkan sebagai pemain cadangan. Namun Klose masih cukup bertaji dengan mencetak gol penyelamat untuk menghindarkan Jerman dari kekalahan melawan Ghana, dinihari tadi.
Spanyol sukses merebut gelar Euro 2012 dengan strategi false nine. Justru mereka gagal total saat memiliki seorang striker murni pada sosok Diego Costa di Piala Dunia 2014.
Nah menarik dinanti, apakah Jerman yang meniru gaya Spanyol sanggup merengkuh gelar di Brasil. Sejak ditangani Loew, Der Panzer hanya berstatus nyaris juara. (*)