Griya Style
Gak Zaman Konsep Garasi Kaku
Cermin Status Sosial Pemilik Rumah
Laporan Wartawan Tribun Bali, Rizki Laelani
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Rumah tak hanya sebagai tempat hunian yang asal bangun.
Seiring perkembangan zaman, membangun hunian perlu estetika untuk membuat rumah menjadi multifungsi.
Satu hal yang harus diperhatikan ketika membangun rumah adalah garasi yang biasanya ada di depan atau samping rumah.
Meski ada juga yang sebagian memilih membangunnya di belakang rumah. Selain konsep yang ada, ada yang lebih menarik, yakni konsep garasi terbuka.
Konsep ini biasanya dilakukan pada pemilik rumah yang memiliki lahan cukup luas.
"Gak semua konsep garasi itu kaku. Dalam artian kalau tidak di depan yah di samping rumah," papar warga Banjar Babakan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Putu Agung Reza Rusmala pegawai swasta.
Dari segi fungsi garasi model apapun disebutkannya sama. Yakni melindungi kendaraan dari hujan, panas dan kemanan.
Selain untuk menaruh kendaraan agar aman dari hujan dan lainnya, garasi juga bisa jadi simbol status sosial pemilik rumah.
Semua itu, harus dikonsep dari awal, sehingga desain rumah tidak berubah-ubah dalam waktu tertentu.
Perencanaan membuat garasi sangat penting, dan tidak berpatokkan pada si pemilik rumah apakah sudah mempunyai kendaraan atau belum.
"Kalau tidak dibangun dengan perencanaan takutnya malah merusak pemandangan rumah kita, apalagi letaknya di samping rumah," paparnya.
Meski begitu konsep membuat garasi tidak selamanya harus tertutup atau berada dalam bagian dalam sebuah bangunan.
Ada juga garasi yang dibuat sangat sederhana, yakni dibuat terbuka dalam satu kawasan sebuah hunian.
Biasanya, garasi model tersebut dimiliki oleh pemilik rumah yang memiliki lahan cukup luas dan telah dilengkapi pagar sebagai pemanagan utama.
"Biasanya pembuatan garasi meyatu pada bangunan inti rumah. Namun bila si pemilik rumah memiliki lahan yang luas, maka garasi konsep terbuka jauh lebih baik," sebut pria yang bekerja sebagai kontraktor ini. (*)