Sanggar Saba Sari Tarikan Pelegongan Klasik
Pementasan sanggar yang pernah pentas di Italia, Jerman, London, dan Prancis itu, dibuka dengan Tabuh Petegak Liar Samas.
Penulis: Ni Ketut Sudiani | Editor: Kander Turnip
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Ketut Sudiani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sanggar Saba Sari, asal Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar tampilkan Palegongan klasik dalam peragaan dan pementasan seni budaya 2014, Bali Mandara Mahalango (BMM), di Kalangan Angsoka, Taman Budaya, Jalan Nusa Indah, Kota Denpasar, Bali, Senin (28/7/2014).
Pementasan sanggar yang pernah pentas di Italia, Jerman, London, dan Prancis itu, dibuka dengan Tabuh Petegak Liar Samas dan Tari pembukaan garapan massal, Tari Gabor. Berbeda dengan pementasan pada masa pembukaan BMM yang terbilang sepi, kali ini tempat penonton tampak penuh.
Sanggar Saba begitu dikenal dengan kekhasan lengongannya, serta dalam pertunjukan seni klasik, Legong Saba. Awalnya, anggota sanggar dibina oleh Anak Agung Raka Saba, namun kini diteruskan oleh putranya, Gusti Ngurah Serama Semadi.
Pementasan sanggar juga melibatkan para penari maestro dan profesional, termasuk menantu Gubernur Bali, Ni Kadek Winnie Kaori. Penari lain yang juga memainkan Tari Legong Bapang di antaranya Dewa Ayu Laksmi, Ni Luh Putu Adi Indrayani, dan Ni Nyoman Wiwik Artati.
Pelukis dan pengamat seni budaya, I Gusti Ngurah Gede Pemecutan, yang turut menyaksikan pementasan, mengatakan pertunjukan Sanggar Saba Sari sudah menunjukkan identitas Bali yang sesungguhnya. Ia hanya sedikit menyayangkan informasi acara belum tersebar luas.
"Katanya ini baru tahun pertama, ya, mungkin informasinya saja yang belum meluas. Tapi penampilan mereka sangat baik," tambahnya. (*)