Community

Main Papan Luncur Sejak SD

Dulu awalnya sedikit sekali. Cuma 10 orang

Penulis: Niken Wresthi KM | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN BALI/NIKEN WRESTHI KM
SIMPEL - Menurut Dwi Putrawan, ketua Renon Backyard Crew, yang akrab dipanggil Pokla, skateboard adalah olahraga yang simpel. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pokla, demikian pria kurus bernama asli Dwi Putrawan itu kerap dipanggil. Penampilannya cukup unik dan sangat mudah dikenali. Tubuhnya jangkung, kurus, dan berrambut ikal ala gitaris blues Jimi Hendrix.

Pria yang mengaku selalu merasa canggung di depan kamera inilah yang mengawali lahirnya Renon Backyard Crew.

Sekalipun demikian, ia enggan dipanggil ketua. “Bukan lah, biasa saja. Sama saja semuanya,” ujar laki-laki bertato itu.

Renon Backyard Crew, lanjutnya, berawal dari segelintir penggemar papan luncur yang sering berlatih di halaman Gereja Katedral Renon.

Saat itu, Pokla mengaku anggota komunitas skateboarder masih minim di Denpasar. Padahal, ia sering menjumpai orang-orang yang hobi olahraga jenis permainan ini. “Ya saya pikir, kenapa nggak dikumpulin dalam satu komunitas saja, biar tambah enak kan komunikasinya,” paparnya.

Pokla mulai mengajak kawan-kawannya itu untuk bergabung dalam komunitas skateboarder yang ia beri nama Renon Backyard Crew.

Jika diterjemahkan secara bebas, nama ini berarti orang-orang yang berada di halaman belakang Renon.

Nama ini cukup representatif, mengingat mereka memang sering berlatih di halaman belakang Monumen Bajra Sandhi yang kerap pula disebut lapangan Puputan Renon.

“Dulu awalnya sedikit sekali. Cuma 10 orang. Sekarang sih banyak, hampir 50,” kenangnya. Pokla sendiri telah lama mengenal olahraga papan luncur ini. Namun, ia baru mencobanya sendiri ketika ia kelas 5 SD.

“Iseng saja sih waktu itu. Lihat ada tetangga main, terus nyobain sendiri. Kok asyik, akhirnya ya ketagihan, belajar-belajar sendiri,” tuturnya.

Bagi Pokla, olahraga papan luncur adalah olahraga yang simpel. Papan luncur seharga minimal Rp 800 ribu ini pun tak membutuhkan perawatan khusus.

"Yang penting jangan kena air hujan saja. Setelah itu, habis dipakai yah tinggal geletakin dimana saja deh, sesukanya," tutur pria yang cendrung berpanampilan cuek ini. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved