Sarbagi Region
Modal Ngutang Rp 50 Ribu Kini Beromzet Rp 16 Juta Per Bulan
Oki Nafkahi Keluarga dari Jual Buku Bekas
Penulis: Ady Sucipto | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Merantau di Bali harus memiliki kemampuan dan keahlian khusus. Kalaupun tidak, minimal punya keberanian untuk membuka usaha kecil-kecilan. Hal itu pun yang dilakukan Oki perantau asal Medan
Pria perantauan dari Kota Medan, yang akrab disapa Oki terlihat tampak sibuk menata tumpukan buku dagangannya.
Dalam lapak berukuran 1,5x4 meter yang berada di emperan toko di Jalan Raya Kuta Legian, Oko jualan buku bekas.
Meski menjual buku bekas, namun profesi itu yang selama ini menjadi sandaran dirinya untuk memberi rezeki keluarga.
Lelaki berusia senja ini dikenal selalu ceria tak kala melayani pembeli yang kebanyakan berasal dari wisatawan asing.
Bermodalkan kemampuan bahasa Inggris pas-pasan, Oki bisa merayu calon pembeli untuk belanja buku bekas di kiosnya.
“Saya tiap hari buka dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 21.00. Tapi kadang nggak menentu juga. Pola bekerja saya agak mengalir, tak terikat dan kalau datangnya terlambat teman-teman penjual lain yang membantu buka sekaligus menjual dagangan saya," ujar Oki sambil menghisap sebatang rokok kretek.
Sejak membuka usaha jual buku bekas tiga tahun lalu, dirinya merasa bahagia dan bersyukur dengan pekerjaannya.
“Awalnya saya dulu bermodal Rp 50 ribu, itupun hutang dulu. Kemudian membeli buku bekas di beberapa kenalan. Saya jual ke beberapa toko buku, dan hasilnya dari situ saya kumpulkan sampai akhirnya bisa terkumpul dan membuka lapak buku bekas sendiri di sini,” kisahnya kepada Tribun Bali, belum lama ini.
Lelaki yang tinggal di Taman Pancing Kepaon Pemogan ini, mengaku memiliki omzet daganganya yang cukup lumayan.
“Kalau dijumlahkan selama sebulan sepi-sepinya saya bisa dapat hasil Rp 2 juta rupiah. Kalau ramai saya bisa dapat Rp 16 juta, bahkan bisa lebih," tuturnya.
Dari hasil jual buku bekas saja, Oki kini sudah bisa membeli sepeda motor dan menyekolahkan kedua anak di bangku SD.
“Kalau dihitung jumlah koleksi jualan buku bekas saya sekitar 800 buku. Semua itu berawal dari perjuangan saya dari titik nol dan sekarang menjadi jalan rejeki bagi saya dan keluarga,” ucapnya sambil menyebutkan kebanyakan buku bekas yang dijualnya adalah buku fiksi berbahasa Inggris, Jerman, Perancis juga sedikit berbahasa Indonesia. (*)