Sarbagi Region

Ratusan Umat Budha Jawa Odalan di Vihara Amurva Bhumi

Ratusan umat Bhuda datang ke sana untuk menghaturkan bhakti kehadapan Hu Tak Chenchen (Dewi Bulan) dan Singa Emas

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN BALI/I WAYAN ERI GUNARTA
HATURKAN SESAJEN - Seorang umat Bhuda sedang menghaturkan sesajen di Altar Hu Tak Chenchen, Rabu (10/9/2014). 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Belasan dupa dipasang di setiap sudut altar Vihara Amurva Bhumi Blahbatuh, Desa/Kecamatan Blahbatuh.

Harum dupa tercium di hampir semua sudut ruangan tersebut. Orang yang datang ke sana, secara bergiliran mempersembahkan sujud bhaktinya di hadapan sebuah Patung Dewi dan Singa Emas.

Pendeta Vihara Amurva Bhumi Blahbatuh, Romo Made Sanjaya mengatakan, bahwa saat ini adalah hari terakhir umat Bhuda Heravadha merayakan upacara odalan.

Odalan berlangsung dari tanggal 7 hingga 10 September. Ratusan umat Bhuda datang ke sana untuk menghaturkan bhakti kehadapan Hu Tak Chenchen (Dewi Bulan) dan Singa Emas yang diercaya sebagai pelindung mahkluk hidup di bumi.

"Yang bersembahyang tidak hanya umat Bhuda di Desa Blahbatuh saja. Tapi ada juga yang dari Pulau Jawa. Mereka khusus datang ke sini untuk sembahyang. Itu disebabkan odalan hanya digelar setahun sekali," ujarnya, Rabu (10/9/2014).

Saat Tribun Bali mendatangi Vihara Amurva Bhumi, yang datang tidak hanya umat Bhuda. Namun ada juga umat Hindu Bali. Sesajen yang dihaturkan umat Hindu Bali berbeda dengan umat Bhuda.

"Ya, memang ada umat Hindu juga yang hadir. Itu karena beberapa dewa yang disembah itu sama. Seperti Bhuda, Dewi Kwan In, dan masih ada lagi. Selain itu, kami juga memiliki hubungan erat dari masa-ke masa. Kalau odalan di Pura Dalem Balingkang, umat Bhuda juga sembahyang di sana," ungkapnya.

Sanjaya mengatakan bahwa prosesi ritual umat Bhuda sama seperti umat Hindu Bali. Yang membedakan, hanya nama dan sarana upakara.

"Hindu memakai canang, kami memakai jajanan. Tapi ritualnya sama. Ada mecaru, pagelaran seni budaya dan sebaginya," terangnya.

Vihara ini diamong (dikelola) perkumpulan Kerta Bhakti Blahbatuh yang beranggotakan 120 orang.

"Merekalah yang menjaga dan membuat sarana upakara saat upacara odalan. Tapi, dari segi pembiayaan, sama sekali tidak ada. Sebab semua menggunakan sumbangan dari umat Bhuda yang ada di Indonesia," ujarnya.

Di hari penyimpenan (penutupan) upacara odalan di Vihara Amurva Bhumi Blahbatu diisi pertunjukan kolabrasi barong Bali antara barongsai singa emas.

Pertunjukan ini menceritakan kisah putri Cina Kang Cing Wie menjalin hubungan keluarga dengan Raja Bali, Jaya Pangus. Para pemainnnya berasal dari anak-anak didik Vihara Amurva Bhumi. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved