GRIYA STYLE
Dekorasi Lampu Asal Majapahit Percantik Ruangan
Pada bagian sisi lampu, terdapat ukiran bentuk sosok tertentu. Setiap hiasan, bisa dipadang dua sampai empat lampu
Penulis: Ni Ketut Sudiani | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kontraktor asal Bali, I Gede Purana menata dan memasang dekorasi hiasan rumahnya sedemikian rupa.
Dinding yang dipasangi lukisan wayang kamasan tampak menyatu dengan lampu unik asal Majapahit. "Saya sudah memasangnya sekitar dua puluh tahun lalu, pada tahun 1994.
Memang saya suka sesuatu yang unik," ungkap Purana. Lampu yang menjuntai ke bawah itu warna hijaunya sudah mulai menghablur, menyerupai peninggalan benda bersejarah di museum-museum.
"Nah, itu sebenarnya lampu di rumah-rumah Madura. Kediaman orang Bali, biasanya pasti ada dengan lampu itu," terangnya.
Purana menambahkan, dulu orang-orang menyalakannya setelah diberi minyak tanah. "Bisa dilihat pada bagian bawahnya, di sana masih ada sumbu dan tempat minyaknya," imbuh Purana yang suka memanfaatkan ruang-ruang kosong untuk dijadikan tempat bermanfaat, seperti ruang belajar dan meditasi.
Saat Tribun Bali kembali menanyakan harga lampu itu, Purana tidak lagi ingat berapa harganya. "Saya lupa, tapi yang jelas, pada saat itu harga semen masih Rp 2.500," kenangnya.
Pada bagian sisi lampu, terdapat ukiran bentuk sosok tertentu. Setiap hiasan, bisa dipadang dua sampai empat lampu. Selain di ruang tamu itu, Purana juga memasang jenis serupa di ruang berkumpul keluarga, tepatnya di atas meja makan bundar. (*)
Banyak hiasan untuk mendekorasi ruang di rumah. Seperti apa cara Purana menghias setiap ruang di rumahnya, baca Tribun Bali, pada rubrik Griya Style, halaman 14. Edisi Minggu 28 September 2014.