Gunakan Batu Lesung dan Karang Bukit untuk Kolam Renang

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Apabila dikalkulasikan keseluruhan, tentu harganya akan mahal, namun baginya itu tidak masalah.

"Kualitas yang lebih penting. Batu buatan akan cepat retak. Kalau alam akan tahan lama, sampai kapanpun," imbuh AA Yenni Arini Dewi ST seraya menambahkan ia juga menggunakan batu lesung sebagai tempat duduk di kolam renang.

Mengenai perawatannya, Yenni mengaku tidak khawatir apabila pada bagian luarnya akan ditumbuhi lumut saat turun hujan.  

"Bukankah itu yang cantik, tidak kaku? Tapi ya, tetap agar tidak seram, kami menguranginya dengan memberi lapisan-lapisan tertentu," jelasnya.

Sementara untuk bagian lainnya, terutama yang tidak langsung terkena air hujan maupun sinar matahari, ia tidak banyak melakukan perawatan.

"Tapi untuk yang bagian luar, ya, kita bersihkan dan hilangkan lumut-lumutnya," terang Yenni sambil mengajak Tribun Bali melihat-lihat bagian lain dari rumahnya.

Batu sirih yang berasal dari Singaraja, ia gunakan untuk menghiasi bagian dinding dapur. Batu-batu itu tampaknya ia tumpuk begitu saja sehingga memberi kesan artistik.

"Ya, memang dipasang begitu saja," katanya sembari tertawa. Sementara untuk penyangga kolam, ia memakai batu karang bukit.

Yenni mengatakan, sebuah rumah dekorasinya sesuai dengan selera sang pemilik. "Tidak bisa juga memaksakan harus memakai batu atau yang lainnya. Semuanya tergantung keinginan sang pemilik," tegasnya. (*)