REMEMBER WHEN : Pelajaran Nikung dan Ditikung Sahabat

Love has no distance. Kadang kebanyakan kita begitu, sih. Siapa yang dekat, dia yang dapat.

Editor: Iman Suryanto
zoom-inlihat foto REMEMBER WHEN : Pelajaran Nikung dan Ditikung Sahabat
Istimewa
Remember When

TRIBUN-BALI.COM - Mungkin hal ini kejadian juga sama para tokoh di film terbarunya sutradara Fajar Bustomi berjudul Remember When : Ketika Kau dan Aku Jatuh Cinta.

Filmnya sih mengingatkan kita akan indahnya masa SMA, tetapi nggak sedikit juga yang justru meninggalkan masa yang kelam. Yah, itu sih kalau cerita cinta dan persahabatan kita rusak di masa putih abu-abu ini.

Kayak Freya diperankan Michelle Ziudith yang karena awalnya cuma mau punya kehidupan yang baru dan lebih seru, dia terjerumus dalam kisah gelap dengan pacar sahabatnya sendiri, Gia yang diperankan Stella Cornelia.

Hubungan Freya sama Moses (diperankan Miqdad Addausy), awalnya lancar-lancar aja, tapi sejak mereka berjarak, dan kisahnya udah mulai nggak seru dan menjenuhkan. Freya mendapat kesempatan jalan sama Adrian (diperankan Maxime Bouttier).

Inti cerita pun dimulai dari sana. Kebersamaan Freya dan Adrian tiba-tiba nyambung. Apalagi keduanya punya selera musik yang sama yaitu dengerin Greenday dan Linkin Park.

Ketahuan deh, sisi liarnya Freya.  Hubungan mereka pun makin intens sampai-sampai keduanya salah memberi perhatian dan keliru mencurahkan perasaan.

Freya lebih terbuka sama Adrian, begitu pun saat Adrian butuh perhatian besar karena ditinggal mamanya, Freya justru yang dekat dan bukan Gia, pacarnya.

Kalau sudah begitu, siap-siap deh terjebak dalam cinta diam-diam, sebab keduanya sadar meski sedikit dilemma, memilih cinta yang nyata atau mempertahankan persahabatan yang udah lama.

Akhirnya, film berdurasi 90 menit ini punya keputusan yang jelas di akhir cerita, saat keempat orang itu sudah semakin dewasa mereka pun tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Ya, film ini cukup ringan, meski ada pembelajaran bagaimana menikung sahabat sendiri. Kecuali tokoh Moses yang digambarkan punya kesetiaan dan memikirkan masa depan, para tokoh lain cenderung memiliki ego yang besar akan pemahaman cinta. Sedikit complicated, tapi jalan ceritanya sudah dapat ditebak.

Meski diadaptasi dari novel best seller karya Winna Efendi, ternyata audio visual produksi Rapi Films ini memberikan sisi segar dalam sisipan ceritanya.

Kehadiran stand up comedian Babe Cabita dan Mongol cukup membuat kita ngakak, tapi juga memikirkan hal yang unik, tertutama soal menggombal. Penonton nggak boleh ketinggalan bagian ini.

Well, selain soal nikung teman sendiri, pesan sederhana dari film ini adalah kita boleh kok sambil memikirkan masa depan, kenapa nggak menikmati masa muda, tapi dengan cara yang nggak nyakitin sahabat sendiri.

Dan kalau sudah jalan sama satu cewek, pinter-pinter jaga perasaannya dan kalau perjalanan kalian sudah jenuh, coba deh cari warna lain, tapi bukan cewek lain. That’s all! (HAI)

 

Sumber: Hai
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved