Community

Cerita Komunitas Yamaha R25 Bali Bertukar Informasi Seputar Modifikasi

Komunitas ini kan punya susunan pengurus yang jelas, mulai dari ketua hingga bendahara

Penulis: Niken Wresthi KM | Editor: Agung Yulianto
Cerita Komunitas Yamaha R25 Bali Bertukar Informasi Seputar Modifikasi - R25_(1).jpg
Cerita Komunitas Yamaha R25 Bali Bertukar Informasi Seputar Modifikasi - R25_(2).jpg
Cerita Komunitas Yamaha R25 Bali Bertukar Informasi Seputar Modifikasi - R25_(3).jpg
Cerita Komunitas Yamaha R25 Bali Bertukar Informasi Seputar Modifikasi - R25.jpg

Laporan Wartawan Tribun Bali, Niken Wresthi

DERU suara pipa gas buang belasan Yamaha R25 yang terparkir rapi di halaman bengkel dan showroom motor Yamaha di Jalan Diponegoro, Denpasar, seakan membaur dengan deru lalu lalang kendaraan bermotor lain, Jumat (14/11/2014) petang.

Sekitar pukul 19.00 Wita, yang notabene dua jam lebih lambat dari yang direncanakan, iring-iringan ke-16 sepeda motor jenis sport ini mulai meninggalkan pelataran showroom. Pelataran selebar lima meter ini adalah pula titik start turing perdana bertema ‘Road to Bromo’ oleh komunitas R25 Bali.

“Ini adalah turing perdana kami, khususnya yang keluar Bali. Kalau sebelum-sebelumnya sih sudah sering, tapi masih seputaran Bali,” ujar Rio, anggota komunitas R25 Bali.

Sebagaimana namanya, komunitas ini diisi oleh pengendara Yamaha R25. Komunitas ini memang baru hitungan bulan terbentuk, menyusul keluarnya produk Yamaha R25, yang baru hadir di Bali September lalu.

Pada Agustus 2014, berawal dari obrolan di dunia maya, para penunggang kuda besi berkapasitas mesin 250 cc ini sepakat untuk membentuk satu komunitas.

Ide ini utamanya muncul dari tiga pemilik R25 pertama, yakni Rio, Gusti, dan Totok. Meski digawangi tiga orang, kini komunitas ini diisi 34 anggota. “Kopi darat perdana itu yang datang 69, bukan 69 orang, tapi 6 motor 9 orang,” kata Rio seraya tertawa.

Maklum, lanjut Rio, karena merupakan produk baru, pemilik motor membeli sepeda motor ini dengan sistem inden. Motivasi utama pembentukan komunitas ini untuk menjaga komunikasi yang baik antar sesama pengendara Yamaha R25.

Komunitas ini juga bertujuan memberi wadah untuk saling bertukar informasi seputar sepeda motor masing-masing. “Lebih ke seputar modifikasi sih, sharing soal spare part dan semacamnya,” ujar Rio.

Untuk mewadahi obrolan ini, kopi darat wajib diadakan Sabtu malam di pekan pertama setiap bulan. Sabtu selanjutnya, kopi darat masih tetap berlangsung, namun tidak diwajibkan untuk keseluruhan anggota komunitas.

“Pertimbangannya kan kita latar belakang macam-macam nih, ada yang kerja ada yang kuliah. Kalau keseringan berkumpul takutnya mengganggu kesibukan masing-masing,” ujar Rio.

Komunitas ini memang dibentuk dari anggota dengan latar belakang profesi berbeda-beda. Dari ke-34 anggota, ketiganya masih berstatus mahasiswa. Profesi ke-31 anggota lain beragam mulai dari pelaku event organizer, perancang desain web, pengusaha hingga teknisi mesin pesawat terbang.

Selain tempat saling berbagi dan bertukar informasi, komunitas ini juga berfungsi sebagai forum komunikasi resmi penunggang R25. Komunitas ini bisa mewadahi segala bentuk keluhan dan masukan dari anggotanya, sehingga keluhan ini bisa disalurkan dengan mudah ke instansi terkait.

“Komunitas ini kan punya susunan pengurus yang jelas, mulai dari ketua hingga bendahara. AD/ART juga ada meski saat ini prosesnya belum selesai,” ujar Rio.

Sebagaimana klub motor lain, komunitas R25 juga mengadakan turing. Sejak Agustus lalu, turing dilakukan hampir setiap akhir pekan. Destinasi turing masih seputar provinsi Bali. Mulai dari Singaraja, Karangasem hingga Bedugul. Baru pada Oktober ini turing perdana ke luar Bali diadakan.

Destinasi turing yang dipilih adalah Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur. Selain berwisata, lokasi ini juga dipilih sebagai tempat prosesi tirtayatra atau berdoa. “Bromo dipilih sebagai lokasi turing perdana R25 Bali, selain turing, bagi anggota yang beragama Hindhu juga bisa sekalian berdoa di sana. Kan ada pura di kaki Gunung Bromo,” kata Rio. (Tribun Bali cetak/wre)

Santun dengan Moto Respect for All
DI tengah populernya stigma yang cenderung negatif yang disematkan pada klub-klub sepeda motor, komunitas Yamaha R25 merasa perlu membedakan diri dari klub sepeda motor lain.

“Meski tidak semua, tapi stigma masyarakat ke klub motor itu liar, kegiatannya balap liar. Nah, itu yang ingin kita ubah dari komunitas kita,” ujar Rio.

Pembentukan pengurus mulai dari ketua, humas hingga bendahara, adalah pula bagian dari upaya merapikan komunitas motor ini.
Tak hanya itu, komunitas R25 Bali juga mengharuskan anggotanya memiliki surat izin mengemudi (SIM) ketika melakukan registrasi.

“Minimal bagi yang mau registrasi harus punya SIM, biar nggak melanggar aturan berlalu lintas,” tutur Rio.

Ketika melakukan registrasi, anggota akan dibekali gantungan kunci dengan nomor sesuai pendaftaran.“Anggota juga akan diberi gantungan kunci, di gantungan kunci itu ada nomor registrasi masing-masing,” lanjut Rio.

Selain sebagai identitas, pemberian gantungan kunci ini juga menghindari risiko kunci tertukar dengan sesama pengendara lain.

Komunitas ini juga memberlakukan beberapa pakem aturan yang harus ditaati setiap anggotanya. Mulai dari kopi darat yang dibatasi selesai maksimal pukul 23.00 Wita. Tak hanya kopi darat offline, pada pertemuan dunia maya baik di grup tertutup Facebook atau BlackBerry Messenger (BBM), obrolan harus ditutup tepat pada jam serupa.

Tak hanya soal jam malam, komunitas ini juga menghindar dari obrolan yang hanya bertujuan komersil atau bisnis. Karenanya topik obrolan seputar dagang produk di Facebook pun dijadwalkan.

Member atau anggota yang berniat mempromosikan suku cadang tertentu melalui Facebook, hanya diperbolehkan melakukan postingan tiap Senin dan Selasa. “Bagi yang melanggar, sanksinya ya dikeluarkan dari grup,” tutur Rio.

Untuk makin menunjukkan diri dengan santun, komunitas ini juga mengadakan kopi darat keliling di luar kopdar wajib. Pada kopi darat keliling ini, agenda berkumpul dilakukan di rumah seorang anggota.

“Anggota kita ada yang mahasiswa, yang masih menjadi tanggung jawab orangtua masing-masing. Jadi untuk membangun kepercayaan, kita kopdar keliling ke rumah seorang anggota,” ujar Rio.

Dengan upaya ini, lanjut Rio, komunitas R25 ingin mencirikan diri sebagai komunitas motor santun dengan turut menghargai kepentingan orang lain. Seperti moto komunitas yang terbaca pada masing-masing gantungan kunci, yakni Respect for All. (wre)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved