Aladin Lighting and Craft Terima Order Lampu dari Berbagai Bahan Baku
Bahannya beranekaragam, seperti kayu kopi, rotan, kerang bambu, lidi, kain fiber glass besi dan bahan lainnya
Penulis: Ida A M Sadnyari | Editor: Agung Yulianto
Beberapa kali wisatawan asing tampak keluar masuk melihat-lihat kap lampu di Aladin Lighting and Craft di Jalan Teuku Umar Barat 777, Badung, Kamis (4/12). Toko ini memang lebih banyak menyediakan kap lampu ketimbang jenis kerajinan lainnya.
“UNTUK produk kap lampu yang ada di sini, dari segi penggunaannya kita bedakan menjadi empat yaitu table lamp, hanging lamp, wall lamp, dan floor lamp atau standing lamp. Yang paling banyak dicari selama ini adalah hanging lamp karena penggunaannya lebih banyak,” ungkap Supervisor Aladin Lighting and Craft, Yusi Apriliana Sari (26).
Yusi menambahkan, hanging lamp merupakan kap lampu yang digantung untuk penyinaran di ruangan tamu, teras, maupun ruang makan. Bentuknya lebih besar dari table lamp karena menerangi ruangan yang lebih luas.
Table lamp penggunaannya untuk diletakkan di meja atau di samping tempat tidur, biasanya dibeli satu pasang karena diletakkan mengapit tempat tidur.
Bentuknya lebih kecil dengan tinggi maksimal 70 cm menyesuaikan mejanya. Wall lamp sama nyaris sama dan hanya bentuknya setengah dari hanging lamp karena diletakkan menempel di tembok. Sedangkan floor lamp untuk ditaruh di lantai atau pojok ruangan.
“Bahannya beranekaragam, seperti kayu kopi, rotan, kerang bambu, lidi, kain fiber glass besi dan bahan lainnya. Apa yang kami pajang merupakan contoh masing-masing produk, konsumen bisa order dan kami akan buatkan sesuai permintaannya. Desain bisa bawa sendiri,” jelasnya.
Menurutnya, hingga saat ini sudah ribuan model lampu yang ada di toko ini. Jumlah pemesanan tidak dibatasi, meski hanya satu juga tetap dilayani. Untuk pemesanan 10 pieces biasanya dikerjakan selama satu pekan. Lama waktu pengerjaannya tergantung jumlah pesanan.
Harga kap lampu ini berkisar mulai Rp 50 ribu-Rp 1,5 juta. Bahan yang paling murah dari bahan kertas untuk lampu dinding dan meja Rp 50 ribu tergantung ukurannya juga.
“Sebagian besar konsumen kami dari lokal adalah vila, restoran dan hotel. Sedangkan pribadi hanya beberapa. Konsumen asing kebanyakan membeli untuk dijual kembali di negaranya. Mereka biasanya pesan untuk diekspor ke negaranya. Kebanyakan berasal dari Australia, Prancis, dan Italia,” urainya.
Yusi mengatakan, lampu kerajinan Bali ini khususnya yang dibuat dari rotan, kayu kopi, dan kerang memang diminati oleh wisatawan asing. Rata-rata dalam sebulan sebanyak 100 unit yang diekspor ke luar negeri.
“Orang asing suka yang natural dari bahan kayu. Sedangkan orang lokal suka minimalis dan bahannya seperti benang dan fiber, bentuknya juga sederhana seperti bulat biasa atau kotak. Dalam sehari kami bisa memproduksi 10 unit kap lampu karena proses pembuatannya cukup lama,” katanya.
Penjualan kap lampu di Aladin Lighting and Craft saat ini paling banyak kap lampu dari kayu kopi. Bentuknya sangat alami, dengan cabang-cabangnya yang dibiarkan menjuntai secara alami hanya bagian ujungnya dibuat rata satu sama lain.
Untuk kap lampu kayu kopi dijual mulai Rp 100 ribu-Rp 1 juta. Konsumen banyak mencari kisaran harga Rp 100 ribu-Rp 500 ribu. Untuk pewarnaan kayu kopi ini, ada yang dibiarkan natural dan ada juga white wash yaitu dicat putih tapi kemudian diamplas sehingga kayu warna kayu aslinya sebagian masih tetap kelihatan.
Dalam sehari, rata-rata ada lima orang pembeli dengan pesanannya beberapa unit. Sebagian besar yang dilayani adalah langganan yang membeli dalam partai besar. Selain lampu ada juga kursi dari kayu kopi dan sintetis.
“Yang terbaru adalah kursi dari kayu rel kereta api. Kayu ini lebih kuat sehingga sering disebut kayu besi. Bentuknya sangat alami dari rel kereta api. Ada lubang-lubang bekas mur kereta api. Bule banyak yang suka. Baru saja dua pekan kami buat, banyak yang pesan, katanya bagus,” ujarnya. (ida ayu made sadnyari)