Griya Style
Sulitnya Dapatkan Kapak Wamena dan Uniknya Patung Hakim dari Jepang
Lihat Pajangan, Ingat Saat Jalan-jalan
Penulis: Ni Ketut Sudiani | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ada lagi, benda yang tidak kalah menariknya adalah kapak dari Wamena, Papua.
Ketua ASITA, asosiasi yang menaungi seluruh travel agent di Bali, I Ketut Ardana SH ini, membelinya langsung dari masyarakat setempat, sekitar tahun 1992.
“Ada lengkap, panah, dan juga busurnya,” imbuhnya. Kapak Wamena yang tampak begitu antik, bila dijual saat ini, harganya bisa melambung.
Selain itu, ada juga topi Belanda asal Semarang, hingga patung hakim dari Jepang juga ada di sana.
Apabila seseorang memiliki kesempatan untuk bertandang ke luar negeri, ada baiknya memang untuk menyimpan satu souvenir yang menjadi maskot negara yang dikunjungi.
Ketika dikumpulkan dengan koleksi lainnya, dan dipajang secara baik dan apik, akan selalu mengingatkan pemilik rumah akan masa-masa indahnya ketika jalan-jalan.
Melihat pajangan, juga akan mengingatkan Ardana akan masa-masa remajanya saat berpetualang keliling dunia.
“Sudah hampir seluruh negara saya kunjungi. Thailand sudah lebih dari 35 kali. Tapi berikutnya saya ingin ke Afrika. Nanti akan lebih lengkap pajangannya,” ungkap Managing Director PT Bali Sinar Mentari Tours and Travel itu.
Batu permata juga menjadi bagian koleksinya yang berharga. Hanya saja, mengingat harganya yang cukup mahal, Ardana menyimpannya di tempat terpisah.
Beberapa diperolehnya di Brasil, Jerman, bahkan ada yang menyerupai staklatit. "Setiap ada kesempatan ke luar, pasti beli batu. Banyak juga dapat di Kalimantan. Saya sudah lupa berapa harganya ini semua, karena ada yang dikasi minta seorang kawan.” (*)