Ekspedisi ke Pulau Menjangan
Ada Patung Sang Hyang Ganesha dan Pagoda Agung Dewi Kwam Im
Pada zaman kerajaan-kerajaan dulu kan dalam sejarah di sini masih ada Budha dan Hindu.
Penulis: Lugas Wicaksono | Editor: Kambali
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Pulau Menjangan berada di Barat Kabupaten Buleleng, Bali berjarak 90 kilometer (km) atau 1,5 jam perjalanan dari Kota Singaraja untuk menuju pelabuhan yang berlokasi di kawasan wisata Batu Ampar, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali.
Sedangkan, jika dari Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana berjarak 60 km atau 45 menit perjalanan.
Setelah sampai di Pulau Menjangan, para wisatawan tidak hanya menikmati alam, tetapi wisata spiritual.
Di Pulau menjangan terdapat Pura Agung Pingit Klenting Sari.
Pura ini berada di dalam Pulau Menjangan.
Lokasinya berada di ujung pulau, menghadap ke arah Pulau Jawa berlatar belakang Gunung Ijen.
Patung Sang Hyang Ganesha setinggi 15 meter berdiri kokoh di ujung pulau.
Juga Pagoda Agung Dewi Kwam Im.
"Ini untuk persiapan upacara purnama. Setiap hari purnama atau hari raya Hindu lain kami selalu sembahyang di sini. Kalau kami yang bertugas mempersiapkan tinggal di sini dulu sampai hari upacaranya," ujar pria itu, Made Sanjaya.
Pria asal Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak ini menerangkan, setiap ada upacara keagamaan, ia bersama warga lain di Desa Pejarakan yang tinggal di sekitar Pulau Menjangan selalu melakukan persembahyangan di pura itu.
Datang bersama-sama menggunakan perahu boat sembari membawa banten dan bekal secukupnya.
Mengingat selama ini tidak ada warga yang menetap di pulau itu.
Selain warga setempat, biasanya umat Hindu yang sedang melakukan Tirta Yatra (perjalanan suci) bersembahyang di pura ini.
Setiap umat Hindu yang melaksanakan persembahyangan di Pura Agung Pingit Klenting Sari ini harus melewati tahapan di tujuh tempat persembahyangan.
Mulai dari Pura Taman Pingit Klenting Sari, Peseraman Agung Kebo Iwa, Pagoda Agung Dewi Kwam Im, Pendopo Agung Dalem Lingsir, Puncak Penataran Agung Pingit, Ida Betara Dalem Lingsir Waturenggong dan yang terakhir Sang Hyang Ganesha dan Ibu Dewi Parwati.