Griya Style
Perabotan dari Bahan Alami Lebih Kuat dan Sehat
Tatakan dirancang dengan membagi lingkar bambu menjadi tiga bilah berbentuk mirip trapesium
Penulis: Niken Wresthi KM | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN-BALI.COM - Suasana tradisional tak hanya terasa dari tata ruang dan arsitektur interior hunian Made Cat Sueca, beberapa perabotan rumah tangga pun masih banyak yang terbuat dari bahan alami.
Alih-alih menggunakan gelas dari bahan pecah belah yang lebih menunjukkan kesan modern, Made lebih memilih untuk menggunakan gelas dari bambu.
Bentuk gelas bambu cukup unik. Rata-rata berdiameter 5 cm sesuai lebar batang bambu yang dijadikan gelas.
Tinggi gelas dibuat bervariasi, mulai 7cm hingga 10 cm. Untuk menambah kesan unik pada gelas yang dibentuknya sendiri ini, Made menyisakan sekitar 3 cm dari bagian bawah bambu sebagai tatakan.
Tatakan dirancang dengan membagi lingkar bambu menjadi tiga bilah berbentuk mirip trapesium. Masing-masing bilah memiliki lebar bawah 2 cm.
Hasilnya, gelas anti pecah rekaan seniman asal Batuan ini tampak ditopang kokoh oleh tiga kaki berbentuk trapesium. Ide kreatif Made untuk membuat gelas bambu ini sejatinya berawal dari ketidaksengajaan.
Bermula dari pengalaman gelas berbahan kaca yang dipecahkan oleh cucu-cucunya, Made berinisiatif membuat tempat minum yang lebih tahan pecah.
"Cucu masih kecil-kecil. Saya dulu pernah beli gelas dari beling sekeranjang. Habis dipecahin, karena dibuat mainan. Dari situ kepikiran buat gelas yang nggak pecah biar dibanting sekalipun," urainya.
Dari situlah akhirnya, Made berinisiatif membuat gelas dari bambu. Penikmat kopi ini juga bertutur, selain lebih praktis dan ekonomis, gelas dari bambu juga mengeluarkan aroma tersendiri ketika digunakan untuk menyeduh minuma panas.
Teko atau tempat air dari tanah liat yang menemani gelas bambu di meja saji yang terbuat pula dari bambu di kepaon Made justru menambah kental nuansa tradisional hunian Made. (*)