Breaking News

Simpang Ring Banjar

Lingkungan Bersih Tak Menjamin Bebas Dari Demam Berdarah Degue

Lingkungan Banjar Sedang, Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Badung jauh dari kesan kotor

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Iman Suryanto
Tribun Bali
TEMPAT SAMPAH-Anak-anak tengah menunjukan tempat sampah yang terdapat di rumahnya, Senin (18/1). 

TRIBUN-BALI.COM - Lingkungan Banjar Sedang, Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Badung jauh dari kesan kotor. Sebab tidak ada sampah yang berserakan di jalanan. Namun, selama musim hujan ini masih ada warga yang tersedang Demam Berdarah Degue (DBD).

Anak Agung Aji, warga setempat, mengatakan kebersihan lingkungan di banjarnya sangat dijaga oleh pemerintah desa. Setiap hari ada dua institusi kebersihan yang menyapu dan memungut sampah di jalanan banjar.

"Di sini selain DKP Badung juga ada Balaresik. Mereka menyapu setiap hari. Sehingga kemungkinan untuk berkembang biaknya nyamuk sangat kecil kemungkinannya," ujarnya, Senin (18/1) pagi.

Kata dia, penyebab DB yang mendera warga disebabkan oleh virus yang di dapatkan di luar banjar. Karena itu, ia mengimbau agar sarjana-sarjana kesehatan bisa mencari cara mencegah virus ini. "Kalau tidak tau apa penyebab virus itu, kami jadi resah. Sebab DB bukanlah penyakit murah. Saya berharap kepada para mahasiswa kesehatan agar lebih cerdik mencari tahu tentang masalah ini," tandasnya.

Kelian Dinas Banjar Sedang (24) membenarkan saat ini warganya tengah terserang DB dan tengah dirawat di RS Wangaya, Denpasar. Meski demikian, pihak puskesmas yang menangani desa setempat belum melakukan pengecekan jentik nyamuk.

"Belum ada pengecekqn jentik. Entah apa alasannya. Tapi yang saya dengan, penyebab DB yang diderita warga saya tidak bersumber di banjar. Tapi di tempatnya bekerja di kawasan Desa Sibang (Abiansemal, Badung)," tandasnya.

Kepada Tribun Bali, Putra juga mengatakan sangat kecil kemungkinan DB disebabkan nyamuk di kawasan banjar. Sebab warga sangat menjaga kebersihan lingkungan.

"Setiap rumah dan gang ada tong sampahnya. Sebab itu memang kebijakan pemerintah. Kalaupun ada sampah yang tidak diambil petugas DKP dan Balaresik, pasti ditampung di rumah lalu diuruk dengan pasir atau dibakar," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved