Youngstar
Susahnya Olah Menu Tradisional, Salah Potongan Bumbu Bisa Amburadul
Jenis makanan yang sampai saat ini masih belum bisa ia kuasai adalah membuat sate kojong.
Penulis: Ni Ketut Sudiani | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN-BALI.COM - Chef Ni Made Mika Sundari banyak pengalaman soal mengolah makanan.
Namun, ia merasa membuat makanan tradisional lebih susah, terutama pengolahan bumbunya, dan juga tingkat kematangannya.
“Tapi kalau sudah bisa, seneng sekali rasanya. Makanan western itu kan sederhana banget, biasanya cuma pakai garam, merica, bawang putih, bawang bombay. Apalagi kalau sandwich, tinggal oles-oles saja. Tapi biasanya potongannya yang harus sempurna, jangan sampai amburadul,” katanya sambil bercanda.
Makanan yang enak, kuncinya ada pada bumbu. Komposisi bahan makanan juga penting agar takarannya tepat, tidak ada yang kurang, dan tidak ada yang berlebihan.
Seseorang perlu memahami cara mengolah bahan makanan dan tahu tekniknya. Misalkan saja agar sayur tetap hijau, saat direbus perlu ditambahkan garam.
“Jadi semuanya harus perfect. Itu perlu belajar lama,” terangnya. Jenis makanan yang sampai saat ini masih belum bisa ia kuasai adalah membuat sate kojong.
Berbeda dengan bentuk sate pada umumnya yang hanya ditusuk dan dililit, sate kojong ini berbentuk segitiga dan awalnya dibungkus dengan daun pisang.
Tidak banyak orang menjual sate kojong. Mikapun kurang yakin, sebenarnya kapan saja seseorang membuat jenis sate berwarna kuning itu.
“Saya kurang pasti juga, itu ciri khas Bangli atau Karangasem,” tandasnya. Bagian yang tersulit adalah membuat bentuknya agar mau bulat dan tidak pipih.
Sate itu dibuat dari ayam yang dicincang halus, kemudian ditambah bumbu kuning, barulah dibentuk dengan daun pisang, lalu dikukus.
“Selama ini guru saya yang banyak memberi arahan dan bimbingan. Katanya dulu beliau pernah membuat sate kojong, dilombakan dan menang,” ujar Mika yang juga banyak belajar dari Ibunya.
Setiap kali selesai melakukan percobaan di sekolah, biasanya Mika akan membawa makanan itu pulang dan meminta pendapat ibunya, terutama untuk racikan bumbu.
Rencananya, setelah menuntaskan studi, Mika akan melanjutkan pendidikan di bidang tata boga.
“Ya, saya masih tetap cari-cari referensi di youtube. Di sana ada banyak acara masak,” imbuh peraih Juara I Lomba Kompetensi Siswa Bidang Cookery tingkat Provinsi, 2014 itu. (*)