Griya Style
Bale Aling-aling Puri Pemecutan Denpasar Dikelilingi Bale Bertiang Sembilan
Bangunan Sederhana Tempat Tidur Pria Bali Zaman Dulu
Penulis: Ni Ketut Sudiani | Editor: Rizki Laelani
Sisi dalam Puri Pemecutan, selain dibangun bale murda, dan bale sari, juga dilengkapi dengan bale aling-aling. Keberadaan bale aling-aling tidak menjadi keharusan dalam tatanan pembangunan sebuah puri.
TRIBUN-BALI.COM - SAAT pembangunan awal, bale aling-aling dikatakan I Gusti Ngurah Gede Pemecutan, tidak ada.
Hanya saja belakangan dia memutuskan untuk membangunnya. Gusti Ngurah yang telah pindah dan menetap di Tanjung Bungkah, tepatnya di Jalan Hayam Wuruk, biasanya menggunakan bale untuk bermalam di puri.
“Sebenarnya aling-aling kan untuk penyekat atau penghalang saja. Jadi seseorang yang baru masuk ke dalam puri, tidak langsung melihat isi seluruhnya. Pembangunan bale aling-aling ini boleh ada, boleh juga tidak,” ungkap Gusti Ngurah.
Bentuk balenya terbilang sederhana. Begitu juga dengan pilarnya, tanpa banyak ukiran. Dinding-dindingnya hanya dibangun dari bata merah, juga tanpa ukiran dan dekorasi.
Ngurah meletakkan sejumlah foto para tokoh puri, termasuk foto neneknya. Sebagian besar berupa foto hitam putih.
Di beranda bale, diletakkan sebuah meja bundar dan kursi kayu yang belakangnya berisi ukiran boma. Pada bagian sudut, dihiasi dengan patung kayu.
“Ini dapat dikatakan bangunan baru, ya sekitar tahun 1970-an. Di dalamnya ada dua kamar,” tambahnya.
Bale aling-aling dikelilingi beberapa bale yang sebagian besar memiliki sembilan tiang, di antaranya bale dangin, dauh dan delod atau murda, tempat upacara kematian.
“Kalau bale sari untuk tempat upacara manusa yadnya, yang suci-suci,” jelasnya.
Gusti Ngurah menambahkan, puluhan tahun lalu, para laki-laki di puri Bali tidaklah tidur di dalam kamar, melainkan di dipan di luar, hanya ditutup dengan langse. Karena itu pula bentuk balenya tidaklah menyerupai kamar.
“Ya, tidak ada zaman dulu laki-laki tidur di kamar. Itu hanya untuk yang perempuan saja. Saya juga lebih banyak tidur di luar,” tandasnya. (ni ketut sudiani)