Gadget Style

Meski Ada Sentuhan Baru, Tetap Terasa di Masa Lampau

Sejumlah ornamen baru di Balairung Puri Pemecutan, Denpasar, Bali

Penulis: Ni Ketut Sudiani | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN BALI/RIZAL FANANY
I Gusti Ngurah Gede Pemecutan 

TRIBUN-BALI.COM - Beberapa ruang atau ornamen yang ada di Balairung Puri Pemecutan, Denpasar. Selain pintu utama, di bagian kanan dan kiri timur balairung, juga terdapat pintu kecil.

“Itu tempat masuk ke dalam kamar,” kata I Gusti Ngurah Gede Pemecutan yang juga pendiri Museum Sidik Jari, Puri Pemecutan menyebutkan bila bangunan tersebut dapat dikata sebagai Museum Arsitektur Tradisional Bali.

Pada bagian jendela yang juga merupakan sisa peninggalan masa lalu, terdapat dua bilah senjata yang menyerupai pedang.

Ketika ditanya apakah benda itu wasiat Puri, Gusti Ngurah menjelaskan bila benda tersebut hanya pajangan biasa.

Sisi estetik seni dan budaya di balairung itu juga tampak dari lampu-lampu panjang menjuntai. “Sebenarnya itu lampu baru. Bukan peninggalan. Tapi ya, memang bentuknya antik,” tambahnya.

Selain itu, bagian sisi kanan dan kiri balairung tidaklah ditutup dengan dinding batako, melainkan menggunakan pintu gebyok berwarna coklat pekat.

Pintu gebyok itu juga terbilang baru, namun masih terasa tetap menyatu dengan nuansa kelampauan balairung itu.

Di depan bangunan balairung, terdapat sebuah panggung kecil yang menghubungkan dengan pintu masuk ke bangunan utama puri.

Di sanalah pada tahun 1970-an, digelar berbagai agenda seni budaya, termasuk pertunjukan wayang, seni, dan sebagainya.

Sementara itu, masyarakat maupun wisatawan yang hendak menyaksikan pertunjukan, dapat menontonnya di halaman terbuka tepat di depan balairung.

“Ya, kesenian sangat hidup di sini. Para seniman-seniman ternama, termasuk Pak Bandem juga pernah pentas di panggung ini,” kenang Gusti Ngurah. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved