Ogoh-ogoh ini Angkat Kisah Tanting Mas
Tema ogoh-ogoh yang dibuat Banjar Lebah, Desa Keramas, Blahbatuh, Gianyar adalah ‘Tanting Mas' mengisahkan perempuan penekun ilmu pangleakan
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - I Wayan Widyana Putra bersama tujuh temannya duduk santai di Bale Banjar Lebah, Desa Keramas, Blahbatuh, Gianyar, Bali, Senin (2/3/2015).
Sembari menikmati secangkir kopi dan memandangi ogoh-ogoh yang baru setengah jadi, anggota Sekaa Teruna Teruni (STT) Dwi Sila Dharma ini mendiskusikan langkah selanjutnya yang diambil terkait pembuatan ogoh-ogoh.
Tema ogoh-ogoh yang dibuat untuk menyambut Hari Raya Nyepi tahun Saka 1937 adalah ‘Tanting Mas'. Ini mengangkat kisah seorang perempuan penekun ilmu hitam (pengeleakan).
Cara mereka menggambarkan kisah ini dalam bentuk ogoh-ogoh, dimulai dari membuat ogoh-ogoh perempuan setinggi satu meter yang tengah mengambil sikap sembahyang menurut Hindu, yakni mencakupkan kedua telapak tangan di atas kepala.
Sementara di atasnya terdapat ogoh-ogoh Bhatari Durga setinggi empat meter dengan ciri khasnya, memiliki payudara lebar, kuku jari tangan dan jari kakinya panjang, serta membawa tengkorak di tangan sebelah kanan.
Kocek yang disediakan dalam pembuatan ogoh-ogoh ini mencapai Rp 17 juta. (*)