Bali Paradise
Jala Food Court and Lounge, Rasa Enak Harga Cocok
Berbagai jenis kuliner dalam satu tempat ada di Jala Food Court and Lounge,mulai dari hidangan Bali, Bandung, Jawa Timur, Lombok dan lainnya
Penulis: Cisilia Agustina. S | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Laporan Wartawan Tribun Bali, Cisilia Agutina S
BERBAGAI jenis tempat kuliner mulai bermunculan di area Denpasar, Bali. Mulai dari kafe, restoran, kedai hingga angkringan. Satu yang terbaru adalah Jala Food Court and Lounge.
Dengan konsep food court, tempat yang berada di Jalan Tukad Yeh Aya 100z (setelah SPBU Tukad Yeh Aya), menawarkan berbagai jenis kuliner dalam satu tempat. Konsep food court memang bukan sesuatu yang baru di dunia kuliner. Namun untuk di Bali, masih jarang ditemui khususnya yang terpisah dari mal atau department store.
"Lewat Jala ini kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa ada satu tempat makan yang bisa mewakili masing-masing selera. Dengan rasa yang enak dan juga harga yang cocok dengan kantong," ujar Joram Karunia, satu di antara owner Jala Food Court and Lounge.
Menurutnya, di Bali ini untuk kuliner masih didominasi oleh restoran dan kafe yang terkenal, yang notabene sudah pasti menyajikan menu khusus atau tertentu. Padahal, masih banyak tempat makan yang enak dengan harga kompetitif, yang mungkin belum terekspos.
Memasuki area Jala, para pengunjung akan disuguhkan pemandangan berbagai tenant di kanan dan kiri yang masing-masing menyajikan jenis makanan dan minuman yang berbeda. Didominasi oleh kuliner nusantara, mulai dari hidangan Bali, Bandung, Jawa Timur, Lombok dan macam-macam hidangan Indonesia lainnya.
Tak hanya itu, Jala Food Court and Lounge juga menawarkan beberapa kuliner mancanegara yang dapat menjadi alternatif pilihan bagi para pengunjung. Seperti masakan Jepang, Chinese, Italia, dan juga Thailand. Harga mulai dari Rp 10 ribu-Rp 60 ribu.
Hingga saat ini ada 18 tenant yang ada di Jala Food Court and Lounge. Setiap tenant tersebut menawarkan hidangan tanpa mengandung daging babi. "Rencananya akan ada total 21 tenant pada saat grand opening nanti," ujar Joram.
Pengunjung bisa mendatangi masing-masing tenant tersebut dan memilih sajian apa yang ingin dipesan. Setelah memutuskan apa yang dipesan, pengunjung dapat membayar pesanannya di kasir.
Tak seperti di beberapa food court lainnya yang mana setelah membayar pesanan, pengunjung kembali ke tenant. Di sini, setelah melakukan pembayaran, pengunjung akan diarahkan untuk langsung menuju meja pengunjung dan menunggu hidangan pesanannnya disajikan.
"Kami ingin sedikit memanjakan customer. Jadi mereka tidak perlu repot bolak balik kasir dan tenant. Cukup sekali ke tenant kemudian bayar, dan setelah itu bisa langsung duduk dan menunggu pesanan, tanpa harus kembali ke tenant," ujar Operational Manager Jala Food Court and Lounge, I Made Sudarmika.
Bukan sekadar food court biasa. Jala Food Court and Lounge menawarkan suasana dengan konsep garden. Pelanggan bisa menikmati hidangan dengan suasana terbuka di area open space, tidak di ruangan tertutup seperti kebanyakan food court lainnya.
"Kami memang ingin menciptakan suasana berbeda di tengah perkotaan. Dengan mengusung konsep garden, kami ingin membawa penghijauan di sini," ujar Joram.
Setiap hari Jala Food Court and Lounge beroperasi mulai pukul 11.00 - 23.00 Wita. Dengan kapasitas sekitar 200-250 seat, ini untuk di area bawah saja. Memiliki area rooftop, tempat ini bisa jadi pilihan bagi mereka yang ingin menikmati momen matahari terbenam.
Tempat ini juga memiliki area lounge yang dapat dipilih untuk suasana lebih santai sambil menikmati secangkir kopi. Dengan tambahan sofa, lounge tersebut bisa dijadikan satu spot untuk nongkrong dan berbincang santai dengan para kerabat.