Griya Style

Kebun Menuju Merajan Ditata untuk Mendapat Kenyamanan dan Khusyuk

Dikelilingi Pohon Parasak dan Kamboja

Penulis: Ni Ketut Sudiani | Editor: Rizki Laelani
zoom-inlihat foto Kebun Menuju Merajan Ditata untuk Mendapat Kenyamanan dan Khusyuk
TRIBUN BALI/NI KETUT SUDIANI
KHUSUK - Ni Nyoman Sumiati menata kebun menuju tempat merajan. Hal itu dilakukan agar dirinya merasa nyaman dan khusuk saat sembahyang.

Penataan tempat suci merajan sangat diutamakan. Orang Bali dalam menata merajan dibuat senyaman mungkin. Hal itu dilakukan agar saat sembahyang, pemilik rumah dapat khusuk dan nyaman.

TRIBUN-BALI.COM - WARGA Banjar Mertayasa, Denpasar Utara, Ni Nyoman Sumiati, begitu apik dalam menata merajan di kediamannya. Ia menata kebun kecil di sekeliling merajan.

"Bagaimanapun yang namanya tempat suci, sebisa mungkin dibuat bersih dan bagus. Kita nyaman sembahyang, Tuhan yang melinggih juga akan senang kan," ucapnya.

Kebun kecil di merajan di bagian pinggirnya dihias beberapa pot pohon kamboja yang menyerupai bonsai.

Batang-batang kamboja itu besar tapi pendek. Jenisnya beragam, ada yang berwarna merah, putih, juga hasil silangan.

Deretan pot berisi bibit pohon kamboja hias juga tampak di bagian dinding timur merajan.

Kesemuanya diletakkan berjajar dalam pot hitam. Tidak hanya itu, pohon parasok juga ditanam di sana. Lengkap dengan cemara yang rindang dan meneduhkan.

Sebagaimana banyak dilakukan umat Hindu di Bali, pada bagian depan merajan juga terdapat dua pot kecil yang berisi air.

Umumnya di dalam air itu terdapat teratai. Diyakini, pada setiap tempat suci, baiknya selalu ada air.

Dasar merajan, diisi penuh rumput pendek. Hanya bagian depan yang menjadi jalan menghaturkan sesajen diisi kotak sebagai jalan setapak.

Kotak itu dibuat dari batu-batu alam kecil, disusun sedemikian rupa sehingga tampak cantik dan indah.

Dengan tatanan seperti itu, anggota keluarga yang hendak melakukan persebahyangan akan merasa begitu nyaman.

Bentuk merajan yang terbuka tanpa atap, membuat sirkulasi angin berjalan begitu bagus, sehingga terasa sejuk dan adem.

Di dekat merajan diletakkan satu sangkar burung. Kicaunya dapat membuat pemilik rumah seakan berada di alam bebas, bukan di tengah kota yang cenderung penuh dengan hiruk pikuk.

"Semampunya, kami ciptakan suasana yang baik. Merajan menjadi tempat yang penting bagi kami umat Hindu," imbuhnya.

Dalam konsep Tri Hita Karana, dipegang teguh keharmonisan antara umat dengan sesamanya, tuhan dan alam.

Boleh jadi cara seperti itu sebagai cara untuk menerapkan konsep yang telah lama diyakini masyarakat Bali itu. (ni ketut sudiani)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved