Inspirasi
Arini Setia Wariskan Tari Bali Klasik Pada Generasi Muda
Sosok sederhana Ni Ketut Arini, masih saja kuat dan tetap semangat mengajar tari Bali. Inilah Sang maestro tari klasik.
Penulis: Ni Ketut Sudiani | Editor: Uploader bali
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sosok sederhana Ni Ketut Arini, masih saja kuat dan tetap semangat mengajar tari Bali.
Sang maestro tari klasik itu tak henti mengabdi di Sanggar Tari Warini yang dirintisnya sejak tahun 1973.
Mengenakan kamben coklat, Arini bahagia menyapa anak-anak didiknya yang sedang berhias, bersiap untuk pentas.
Di kediaman Arini, Jalan Kecubung, Denpasar, Bali, tampak pula sejumlah anak laki-laki tengah berlatih.
(BERITA TERKAIT: Inilah Wanita yang Menghidupkan Kembali Tarian Klasik Condong dan Legong)
Meskipun telah melalang buana ke sejumlah benua membawakan tarian Bali, namun Arini tidak sedikitpun menjaga jarak dengan anak didiknya.
Selama ini ia memang dikenal akrab dan hangat kepada siapa saja.
Bagi Arini, menari dan mengajar adalah sebentuk panggilan hati yang tak tertolak.
“Ini tuntutan jiwa saya,” ujarnya.
Membagikan kemampuan menari adalah sebentuk rasa syukurnya.
Saat kecil, ia pun sering diajak ke mana-mana oleh ayahnya yang seorang penabuh.
(BERITA TERKAIT: Arini Tuangkan Tari Klasik Bali Dalam Buku)
“Saat kecil itu, kemana saja ayah pentas, saya selalu diajak. Memang sering ketiduran, tapi entah mengapa, walaupun tidur, tapi saya bisa mendengar dan menangkap semuanya,” tuturnya mengenang masa lalu.
Menurut Arini, ada dua guru yang sangat berperan dalam keberhasilannya sebagai seorang penari.
“Pak Rindi dan Pak Kaler yang banyak membina saya,” ujar Arini yang sempat berkolaborasi pentas di Jepang bersama seniman Sardono.
Ia berkomitmen, hanya dengan menjadi guru, ia bisa tetap melestarikan seni budaya Bali, menyalurkannya kepada generasi berikutnya.
Sejumlah anak didik kemudian berhasil meneruskan jejaknya menjadi guru tari.
“Saya katakan pada mereka, jangan sebut saya Arini kalau tidak berhasil membuat kalian menjadi guru. Saya berkesenian tidak hanya untuk mencari ruang, tapi ini sebentuk dedikasi,” tegasnya.
Arini menceritakan, berpuluh tahun yang lalu, saat ia keliling menari, bukan uang yang menjadi harapannya.

(Tribun Bali/ Ni Ketut Sudiani)
“Dulu hanya dapat nasi dan daksina saja sudah sangat senang. Saya juga merasa sangat bahagia kalau melihat anak-anak didik saya berhasil. Hanya dengan cara itu saya bisa mewarisi kesenian Bali,” ujar Arini yang sempat 10 tahun mengajar tari di TVRI.
Putri pasangan I Wayan Saplug dengan I Ketut Samprig itu sudah mulai menari sejak usia 4 tahun.
Arini dikenal memiliki bakat yang luar biasa.
Ia dapat dengan cepat menangkap gerakan tari maupun nyanyian tetabuhan.
Di antara saudaranya, hanya ia seorang yang hingga saat ini masih tekun melestarikan seni tari Bali. (*)
Info ter-UPDATE tentang BALI, dapat Anda pantau melalui:
Like fanpage >>> https://www.facebook.com/tribunbali
Follow >>> https://twitter.com/Tribun_Bali