Pesta Kesenian Bali
‘Kodok’ Bersahutan di PKB
Suara kodok saling bersahutan di Kalangan Ratna Kanda, Art Center, Denpasar, Senin (29/6/2015).
Laporan Wartawan Tribun Bali AA Putu Santiasa Putra
TRIBUNBALI.COM, DENPASAR - Suara kodok saling bersahutan di Kalangan Ratna Kanda, Art Center, Denpasar, Senin (29/6/2015).
Bunyi tersebut dihasilkan oleh alat musik Genggong pementasan oleh Sekaa Genggong Batur Sari Banjar Pekandelan Batuan Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
Genggong adalah salah satu alat musik sederhana yang ditemukan di Bali.
Terbuat dari batang enau yang dibagi menjadi potongan-potongan kecil.
Instrumen ini sering digunakan dalam pertunjukan opera klasik.
Pementasan ini juga menampilkan sejumlah tarian lepas yakni tari sisian bunga tarian ini adalah tarian yang biasa dipentaskan untuk menyambut pejabat.
Sejumlah gadis berpakaian khas Bali sembari membawa mangkuk perak penuh dengan bunga.
Tari Topeng Tua serta Tari onang ocing yakni tari menangkap capung.
Dikisahkan seorang pangeran dari Jenggala yang sangat gemar menangkap capung.
Suatu hari ia menangkap seekor capung emas. Kemudian pangeran menghilang di hutan lebat.
Beberapa tahun kemudian muncul seekor katak yang diyakini sebagai reinkarnasi dari pangeran yang hilang.
Suatu hari katak ini terpikat dengan putri Daha yang sangat cantik. Katak jatuh cinta dan akhirnya menikahinya.
Saat dia bertapa kemudian dewa Wisnu yang agung menjadikan seekor katak itu seorang pemuda tampan menyerupai pangeran yang hilang dari Jenggala.
Akhirnya putri daha menikah dengan pangeran tersebut dan hidup bahagia di dalam kerajaan Kahuripan nama baru untuk jenggala.
Seluruh tarian diiringi oleh musik genggong dan intrumen tradisional lainnya.(*)