Bentrokan di Lapas Kerobokan
Fakta Terbaru: Bentrok Ormas di Lapas Kerobokan Tercium Dua Hari Sebelumnya, Petugas Takut
Kusbiyantoro, membeberkan hal-hal terkait bentrokan antar-ormas di dalam lapas pada 17 Desember 2015 lalu, yang tak pernah diungkap ke publik.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Yudistirani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pelaksana harian (Plh) Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas II A Denpasar di Kerobokan, Kusbiyantoro, membeberkan hal-hal terkait bentrokan antar-ormas di dalam lapas pada 17 Desember 2015 lalu, yang sebelumnya tak pernah diungkap ke publik, Senin (4/1/2016).
Dalam rapat koordinasi dengan DPRD Provinsi Bali, Polda Bali, dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali di Denpasar, Subiyantoro mengatakan sebetulnya gelagat bakal ada keributan antar-ormas di dalam lapas sudah tercium dua hari sebelumnya, yaitu 15 Desember 2015.
Ia mengatakan, pada 15 Desember itu ada ratusan anggota ormas yang memaksa masuk ke dalam lapas tanpa mau mengikuti prosedur semestinya.
(Ormas di Luar Bisa Menentukan Ketua Blok di Dalam Lapas)
Saat itulah, pihak lapas sudah memperkirakan hal buruk hanya tinggal tunggu waktu saja untuk terjadi.
“Dua hari sebelum kejadian, ada ratusan orang dari ormas memaksa masuk ke dalam Lapas Kerobokan. Menurut keterangan kepala bidang kami, mereka menyerobot saja. Saat akan diperiksa dan digeledah petugas kami, mereka menolak. Distempel sebagai pengunjung juga tak mau. Karena jumlah mereka sekitar 100-an dan petugas kami cuma 13 orang saat itu, ya kami tidak berdaya. Pokoknya kami tidak dihargai sebagai aparat negara,” terang Subiyantoro yang baru 10 hari menjadi Plh Kalapas Kerobokan.
(96 Ormas Terdaftar di Bali, Setahun sekali Dapat Pembinaan dan Dana Rp 50 Juta)
Sebelumnya, Subiyantoro adalah Kepala Lapas Karangasem.
Dalam keadaan demikian, menurut Subiyantoro, sangat bisa terjadi senjata tajam maupun senjata api ikut masuk ke dalam lapas.
Seperti diketahui, akibat keributan antar anggota ormas di Lapas Kerobokan pada 17 Desember 2015 itu, dua orang napi yang juga anggota ormas tewas akibat ditebas senjata tajam, dan dua lainnya terluka parah.
(Contohlah Desa Adat Muncan Karangasem, Pecalang Lakukan Hal Ini Untuk Hindari Keributan)
Bentrokan dalam lapas kemudian merembet ke Jalan Teuku Umar, Denpasar, yang juga menewaskan 2 orang.
Saat dilakukan razia di dalam lapas pasca bentrokan, polisi menemukan ratusan senjata tajam di dalam blok-blok Lapas Kerobokan, serta sejumlah senjata api dan beberapa kilogram narkoba dari berbagai jenis.
(Ketua DPRD Bali: Negara Kalah oleh Premanisme)
“Apa yang terjadi di dalam saat itu, ada dukungan dari luar lapas. Kami melakukan tugas negara, tapi kami tidak bisa apa-apa,” ujar Kusbiyantoro. (*)
BERITA MENARIK LAIN:
Ibu Asal Gianyar Ini Bingung Mana Kakak dan Adik, Ia Lahirkan Bayi Laki Kembar Tiga
Info ter-UPDATE tentang BALI, dapat Anda pantau melalui:
Like fanpage >>> https://www.facebook.com/tribunbali
Follow >>> https://twitter.com/Tribun_Bali