15 Siswa di SMAN 5 Denpasar Bawa Handphone Saat UN, Kepala Sekolah Ngaku Kecolongan

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Integritas yang terus didengungkan dalam pelaksanaan Ujian Nasional 2016 ternyata masih belum diterapkan secara sempurna oleh para peserta UN itu sendiri.

Khususnya bagi sekolah-sekolah pelaksana UN dengan sistem paper based test atau manual.

Seperti fakta yang ditemukan saat pelaksanaan UN hari pertama di SMAN 5 Denpasar, Senin (4/4/2016), ada sejumlah siswa yang membawa handphone ke ruang ujian yang menjadi indikasi para siswa ini untuk berbuat tidak jujur dalam mengerjakan soal UN.

Padahal berdasarkan peraturan yang berlaku, para siswa tidak diperkenankan membawa alat komunikasi saat pelaksanaan UN.

Berdasarkan pemantauan Tribun Bali dan Ombudsman RI Provinsi Bali, ditemukan sekitar 15 siswa yang membawa handphone selama di ruang ujian.

Saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Made Sudha selaku Kepala SMAN 5 Denpasar merasa kecolongan.

“Kami merasa kecolongan, nanti akan kami himbau lagi kepada pengawas untuk jangan sampai terjadi lagi seperti ini dan muncul masalah,” ujar Sudha kepada Tribun Bali.

Tak hanya kepada para siswa namun juga kepada pihak pengawas sendiri.

Agar para pengawas ini tidak membawa handphone atau gadget selama mengawas, sekalipun terpaksa membawa, harus dalam keadaan mati agar tidak mengganggu konsentrasi siswa dan pengawas sendiri agar tetap fokus mengawas.

“Kami ingin suasana aman, tenang, dan tidak mengganggu konsentrasi. Begitu juga dengan pengawas agar bisa fokus mengawasi anak-anak,” ujar Sudha. (*)