Amokrane Sabet Tewas Ditembak di Bali

Amokrane Bule Si Pembuat Onar di Berawa Bali Terkena Sabetan di Leher dan Ketiak

Luka tembakan ditemukan pada sekujur tubuh Amok

Penulis: I Dewa Made Satya Parama | Editor: Aloisius H Manggol

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Kepala Bagian SMF Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr IB Putu Alit membenarkan penyebab kematian WNA Perancis Amokrane Sabet (49) itu karena terdapat luka sabetan pada leher.

Selain itu juga terdapat luka sabetan pada ketiak kiri hingga ke punggung Amok.

(Belasan Hingga Puluhan Kali Tembakan Polisi Ke Tubuh Amokrane, Tapi Hanya 8 Yang Ada di Badannya)

"Luka sabetan yang paling fatal ialah luka sabetan pada leher yang menyebabkan kematian" ujarnya saat dihubungi Tribun Bali, Denpasar, Rabu (4/5/2016).

(Ida Ayu Putu Widiarti Ngaku Nyaman Bersama Amokrane Si Pembuat Onar di Berawa Bali)

Sedangkan  luka tembakan ditemukan pada sekujur tubuh Amok.

"Luka tembakan itu merupakan prosedur pihak kepolisian dalam melumpuhkan Amok, luka tembakan tersebar di kepala, kaki, tangan dan badan" terang dr Alit.

(VIDEO: Bule Amokrane Si Pembuat Onar di Berawa Bali Sempat Jilat Dada Bule Cantik Ini)

Dr Alit mengikuti langsung jalannya otopsi jenazah Atlet MMA itu.

Amokrane Maki Presiden

Ia mengatakan, langkah untuk melumpuhkan bule yang dijuluki pembuat onar di kawasan Berawa, Badung, Bali itu dikarenakan dirinya melakukan beberapa aksi yang melanggar dan mengancam keamanan anggota.

Bahkan penindakan polisi ini juga sempat mendapatkan kata-kata tak pantas, Amok sempat mengeluarkan kata-kata  penghinaan terhadap Presiden RI, Joko Widodo dan polisi.

Ia sempat memaki dengan teriakan Fu*k You Mr Presiden.

"Terlebih lagi, beberapa waktu sebelumnya Amok sebelumnya menyobek-nyobek surat panggilan polisi. Itu sama halnya melakukan penghinaan hukum Indonesia," ujar Sugeng di Mapolda Bali, Rabu (4/5/2016).

Sesuai SOP penindakan, terlebih dahulu pihaknya memberikan tembakan peringatan, jika tak dihiraukan maka dilanjutkan dengan penembakan ke tubuh pelaku menggunakan peluru karet.

Jika dua langkah itu tak berhasil melumpuhkan pelaku maka, penembakan menggunakan peluru tajam menjadi langkah terakhir.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved