Ngeri, Setelah Diimunisasi Ada Anak Yang Terserang Tipes, Campak Hingga Tidak Bisa Bicara

Pandu mengatakan, vaksin yang sempat dibelinya adalah vaksin palsu sesuai yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan.

Editor: Eviera Paramita Sandi
Alsadad Rudi
Sejumlah keluarga korban vaksin palsu dan perwakilan Rumah Sakit Harapan Bunda saat dipertemukan di Kantor Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPA Indonesia), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Sabtu (16/7/2016) pagi. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA -  Salah seorang anak yang mendapatkan vaksin di Rumah Sakit Harapan Bunda (RSHB) sempat terkena tipes, sepekan setelah ia diimunisasi di rumah sakit tersebut.

Hal itu diungkapkan oleh orang tua si anak, Pandu. Menurut Pandu, anaknya diimunisasi pada April 2016.

"Setelah diimunisasi, satu minggu kemudian anak saya didiagnosa tipes. Kemudian dirawat di RS Harapan Bunda," kata Pandu di Kantor Lembaga Perlindungan Anak Indonesia di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Sabtu (16/7/2016).

Menurut Pandu, tidak hanya anaknya, beberapa orang tua lain yang anaknya diimunisasi dengan vaksin di RS Harapan Bunda juga memiliki berbagai keluhan.

"Setelah anak kami divaksin, ada yang langsung sakit, ada yang pertumbuhannya terganggu, tidak bisa bicara, berat badan selama 9 bulan hanya 4 kilogram. Ada juga yang kena campak," kata dia.

Pandu mengatakan, vaksin yang sempat dibelinya adalah vaksin palsu sesuai yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan.

Saat diumumkan bahwa vaksin itu ternyata palsu, ia mengaku terkejut.

Sebab, kata dia, vaksin tersebut sebagai vaksin resmi yang dijual rumah sakit dan dibayar melalui kasir.

Karena itu, ia meminta pertanggung jawaban RS Harapan Bunda. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved