Bali Mandara Mahalango
Tiga Generasi Banjar Monang-Maning Tampilkan Tari Gandrung
Tari sosial yang menjadi ciri khas Banjar Monang-Maning sekaligus ikon kota Denpasar ini dikemas dalam konsep pertunjukan.
Penulis: Cisilia Agustina. S | Editor: Kander Turnip
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tiga generasi dari Sekaa Ambek Suci, Pura Majapahit, Banjar Monang-Maning Denpasar menampilkan Tari Gandrung di Kalangan Ayodya, Taman Budaya, Art Centre, Denpasar, Bali, Selasa (19/7) malam.
Tari sosial yang menjadi ciri khas Banjar Monang-Maning sekaligus ikon kota Denpasar ini dikemas dalam konsep pertunjukan yang menjadi bagian dari event seni, Bali Mandara Mahalango.
Para penari laki-laki yang berias bak wanita menyuguhkan tarian bernuansa cinta kasih.
Bukan penari yang mencari pengibing, namun menurut I Made Yudana, Koordinator Pementasan Tari Gandrung Sekaa Ambek Suci ini, justru pengibinglah yang mencari sang penari.
"Keindahan dari tari gandrung ini, adalah para penonton dan penari saling berjoged ria, ibing-mengibing, menunjukkan suasana cinta dan kasmaran," ujar Yudana kepada Tribun Bali.
Meskipun merupakan tarian komunal, di Banjar Monang-Maning, tarian yang sudah turun temurun selama tujuh generasi ini dibuat sakral. Di mana ada gelungan sakral di Pura Majapahit untuk tarian yang biasanya ditampilkan saat piodalan Purnama Sasih keenam. Karena kesakralan tari ini, kerap sang penari pun kerauhan karena begitu menyelami tari yang dilakoni.
Namun pada pertunjukan yang menghadirkan Ketut Gorda sebagai pembina tabuhnya ini, menurut Yudana, bukan gelungan sakral yang dibawa, melainkan duplikatnya.
"Untuk malam ini yang kami bawa duplikatnya saja, dan tentu ada perbedaan dari gelungan sakral," tambahnya.
Tarian yang sudah ada sejak abad ke-19 ini juga tak hanya ada di Denpasar dan Bali. Disampaikan Yudana, Tari Gandrung ini ada di daerah lain di kawasan Nusantara.
Namun yang berbeda adalah penarinya. Di mana untuk di luar Bali, tari Gandrung ini ditampilkan oleh penari perempuan bukan penari lelaki.
"Di kawasan Nusantara lainnya, seperti di Banyuwangi, Lombok juga ada tari Gandrung, tapi yang menari perempuan," kata Yudana.
Tak hanya Tari Gandrung yang ditampilkan malam itu.
Pertunjukan yang dibuka oleh Tabuh Meli Nasi ini juga menampilkan Tari Legong Lasem dan 2 tabuh lainnya, yakni Tabuh Gegandrungan dan Gilak Dang. (*)